Heberly mengeklaim, saat ini ketersediaan elpiji di Krayan masih dikatakan mencukupi.
Pesawat milik Pertamina masih rutin mengirim dua kali dalam sepekan, sehingga meski selama pandemi Covid-19 tidak ada tabung gas Malaysia masuk, kuota yang ada sudah terbilang cukup.
Heberly lagi-lagi menegaskan, kenaikan elpiji Pertamina saat ini sama sekali bukan perkara yang dikeluhkan warga perbatasan.
Saking seringnya mereka membeli barang-barang di atas harga wajar, kenaikan harga yang terjadi seakan bukan masalah serius bagi mereka.
Hal ini wajar, karena sejak Malaysia lockdown, masyarakat Krayan bahkan sering membeli tabung gas dari Malaysia dengan harga Rp 1,5 juta.
Baca juga: Pesawat Pengangkut BBM untuk Mesin PLTD Tergelincir di Bandara Krayan Kaltara
Harga asal sebenarnya berkisar Rp 800.000. Harga tinggi tersebut dikarenakan warga harus membayar upah buruh gendong, sekitar Rp 700.000.
Harga tersebut cukup wajar, mengingat buruh gendong akan mengambil tabung gas kosong untuk dibawa ke perbatasan RI–Malaysia di Long Mekang.
Di sana, mereka akan menunggu kapal kecil di pinggir sungai dengan luas sekitar 30 meter yang merupakan wilayah Malaysia.
Kapal jenis ketinting akan datang dengan tabung gas siap pakai, lalu menukar tabung kosong yang dibawa buruh gendong.
Dari pinggir sungai di Long Mekang yang masih wilayah Malaysia, buruh gendong akan menggendong tabung gas dengan bekang (sejenis alat gendong suku Dayak Lundayeh).
Tabung itu diikatkan di punggung dan buruh itu mendaki gunung tinggi, sekitar dua jam lamanya.
Baca juga: Jalan ke Krayan Segera Dibangun, Selama Ini Sulit Diakses lewat Darat
Sesampai di puncak, tugas buruh belum selesai. Mereka menggendongnya kembali menuju jalan tani untuk sampai di jalan utama perbatasan.
Dari jalan perbatasan RI–Malaysia inilah, buruh akan membawanya dengan sepeda motor.
Mereka masih harus menempuh jarak sekitar 6 kilometer lagi untuk menyelesaikan tugasnya menuju desa terdekat di Desa Lembudud Krayan.
"Yang masyarakat harap adalah kelancaran distribusi dan efisiensi harga. Kalau masalah harga naik, kita sudah sering membeli jauh lebih mahal dari harga yang wajar," tegasnya.