Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Warga Perbatasan RI-Malaysia di Krayan, Tiap Hari Antre BBM Dijatah 3 Liter gara-gara Lisensi Pilot Pesawat Pengangkut BBM Habis

Kompas.com - 18/12/2020, 09:15 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Antrean panjang pembelian bahan bakar minyak (BBM) di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi rutinitas warga sejak dua pekan belakangan.

Antrean bahkan terjadi sejak pagi dan berlangsung berjam-jam. Tidak sedikit warga yang kecewa karena tidak kebagian meski sudah mengantre lama.

Salah satu tokoh masyarakat adat Dayak Lundayeh, sekaligus anggota DPRD Nunukan daerah pemilihan Krayan, Welson, mengatakan, pemandangan ini menjadi sebuah gambaran masih terisolasinya Krayan.

"Sekarang semua sulit, jalanan hancur karena musim hujan. Kita susah dapat kebutuhan pokok, ini lagi nambah satu masalah lagi, BBM langka. Tiap hari masyarakat antre sampai panjang sekali antrean," ujarnya, Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Harga Semen Rp 1,5 Juta dan Gula Rp 40.000, Ini Cerita Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia Saat Pandemi

Tergantung dengan Malaysia sejak pandemi melanda

Krayan masih sangat tergantung dengan Malaysia dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari. Sejak lockdown akibat Covid-19, harga barang melambung tinggi. 

Sebagai contoh, harga tong elpiji 14 kg mencapai Rp 1,5 juta dari harga normal Rp 300.000. Harga gula pasir yang sebelumnya bisa dibeli dengan Rp 13.000 per kg, kini dibanderol Rp 40.000 per kg.

Harga material bangunan juga naik, semen per zak yang dalam kondisi normal bisa didapat dengan harga Rp 300.000 kini dibanderol Rp 1,8 juta per zak.

"Beginilah Krayan, kita berharap keadaan berangsur membaik, apalagi sudah dekat hari raya Natal, semoga segera ada solusi," katanya.

Baca juga: Warga Perbatasan RI-Malaysia Sulit Dapat BBM, Orang Sakit Terpaksa Ditandu 20 Km

 

Antre panjang, BBM dijatah 3 liter per orang

Sama halnya dengan penuturan Welson, Camat Krayan Induk Heberly menceritakan, saat ini Krayan memiliki masalah kompleks. Musim hujan membuat jalanan di hampir semua wilayah Krayan menjelma jadi lumpur.

Ditambah suplai BBM yang tidak mencukupi untuk lima kecamatan di Krayan, tentu menambah daftar panjang masalah di wilayah perbatasan ini.

"Kita memang sedang krisis BBM, pesawat yang biasanya menyuplai 3.000 sampai 4.000 ton sudah tidak jalan. Informasinya ada permasalahan di pilotnya, visanya habis, jadi pesawat suplai penggantinya membawa BBM dalam kapasitas lebih sedikit, hanya 1,2 ton sekali angkut," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com