Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu di Kota Solo Menjerit

Kompas.com - 21/02/2022, 13:57 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Beberapa bulan terakhir di Kota Solo, Jawa Tengah, harga kedelai melonjak tinggi para perajin tahu rumahan menjerit.

Seperti halnya dirasakan, Ngadiman (75) yang telah menggeluti usaha tahu selama 50 tahun.

Ngadiman mengaku kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tahu sangat dirasakannya, sebab jumlah produksi tahu ia kurangi.

Baca juga: Saya Mau Beli Tahu Tempe Kosong Semua, Ikan dan Ayam Mahal, Bingung...

"Dari November hingga sekarang naik terus, biasanya beli 2,5 kuintal kini 1 kuintal saja," kata dia saat ditemui Kompas.com, Senin (21/2/2022).

Sebelumnya harga kedelai yang melambung tinggi. Sebelumnya harga normal di Kota Solo Rp 8.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp 11.000 per kilogram.

Secara otomatis selama kurang waktu itu keuntungan yang ia dapatkan juga berkurang karena dirinya tak berani menaikkan harga jual tahunya.

"Iya sama saja, semisal 1 kwintal dapat Rp 600.000 buat produksi Rp 500.000 kan masih Rp 100.000," ujarnya.

"Uang itu setelah pulang diputar lagi (produksi keesokannya), Tidak ada untungnya, hanya bisa buat makan saja pas-pasan," ujarnya.

Tak hanya memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, Ngadiman mengaku juga memiliki sekitar 10 karyawan untuk memproduksi kedelai menjadi tahu selama ini.

Baca juga: Konsumen Borong Tahu Tempe, Imbas Produksi Mogok 3 Hari

"Mau gimana lagi, kalau dinaikkan tidak laku, kasihan kalau karyawan berhenti kerja juga. Pengennya ya ada subsidi kedelai biar turun harganya," lanjutnya.

Sementara itu, pantuan Kompas.com, pabrik tahu lainnya yang berlokasi di Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah proses produksi tak seramai bisanya.

Potret Kegiatan Perajin Tahu di Mojosongo, Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (21/2/2022)KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Potret Kegiatan Perajin Tahu di Mojosongo, Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (21/2/2022)

Kepulan asap ditungku pembuatan tahu terlihat hanya beberapa yang menyala.

Dengan ketelitian dan kesabaran para perajin tampak mengelola keledai yang telah direndam sebelumnya.

Baca juga: Harga Kedelai Mahal, Perajin Tahu Tempe Bakal Naikkan Harga

Pemilik penyediaan rumah produksi tahu, Sunardi, menjelaskan setelah tidak stabilnya harga kedelai, ia memutuskan tak memproduksi tahu lagi.

Ia pun memilih untuk menyewakan tempat produksi tahu itu ke perajin tahu lalinya.

"Mau gimana lagi istilahnya mati ra mati urip yo ra urip (mati tidak mati, hidup ya tidak hidup), bisanya hanya dipertahankan untuk makan saja," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (21/2/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com