Beberapa candi yang ada di kompleks ini antara lain Candi Gumpung, candi Kedaton, Candi Kembar Batu, Candi Koto Mahligai, Candi Astano, Candi Gedong Dua, Candi Gedong Satu, hingga Telago Rajo.
Selain candi, kompleks ini juga berisi parit atau kanal kuno, kolam tempat penampungan air, serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat susunan bata kuno.
Ada beberapa arca yang ditemukan dalam kompleks ini, seperti arca prajnaparamita, arca dwarapala, gajahsimha, umpak batu, lesung batu.
Selain itu juga ada gong perunggu bertuliskan aksara China, mantra Buddha yang ditulis pada kertas emas, keramis asing, tembikar, hingga mata uang China.
Sedangkan gundukan-gundukan tanah yang ada di kompleks ini oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Bukit sengalo atau Candi Bukit Perak.
Keberadaan Candi Muaro Jambi tidak terlalu populer jika dibandingkan candi-candi yang ada di Jawa, atau bahkan Candi Muara Takus yang ada di Riau.
Padahal, Candi Muaro Jambi ini memiliki beberapa keunikan yang tidak dapat ditemukan pada candi lain.
Keunikan pertama berkaitan dengan fungsi Candi Muaro Jambi di masa lalu sebagai pusat pendidikan internasional.
Baca juga: Candi Muaro Jambi, Wisata Favorit Saat Lebaran
Di kompleks ini konon para pelajar asing seperti dari India, Tiongkok, hingga Tibet datang untuk belajar dan menekuni ilmu pengetahuan di sana.
Keunikan berikutnya adalah luas Candi Muaro Jambi yang mencapai 3.981 hektare, dengan panjang membentang sejauh 7,5 kilometer.
Dengan luas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Candi Muaro Jambi 8 kali lebih luas dibanding Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Dengan keunikan-keunikan tersebut, pemerintah terus berupaya untuk melakukan restorasi terhadap Candi Muaro Jambi.
Harapannya, dengan restorasi tersebut Candi Muaro Jambi bisa mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban di masa lalu.
Sumber:
Kompas.com
Kemdikbud.go.id
Muarojambikab.go.id