Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan Kayu ke Malaysia Ancam Eksistensi Nelayan Teri di Pulau Sebatik

Kompas.com - 26/01/2022, 18:20 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Nelayan bagan perbatasan RI–Malaysia di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan masifnya penyelundupan kayu nibung ke wilayah Indera, Sabah, Malaysia.

Hasbi, salah satu anggota perkumpulan nelayan bagan Tanjung Karang Sebatik menuturkan, saat ini, pohon kayu nibung sebagai konstruksi bagan mulai sulit didapat.

"Harga kayu nibung sekarang mahal, baru susah didapat, tapi yang dijual ke Malaysia lewat perairan Indera Sabah banyak sekali," ujarnya, dihubungi Rabu (26/1/2022).

Baca juga: 15 TKI dari Malaysia Masuk via Entikong Kalbar Positif Covid-19

Ia menuturkan, terakhir kali para nelayan bagan Pulau Sebatik mendapati ada tiga kali pengiriman kayu nibung ke Indera Sabah selama Januari 2022.

Para penjual kayu nibung menebang pohon di wilayah Sebaung dan dijual dengan harga sekitar 15.000 ringgit Malaysia per pasang, atau sekitar Rp 52.500.000 dalam kurs Rp 3.500 per RM 1.

Harga yang cukup tinggi dibanding pasaran lokal yang dibanderol Rp 21 juta atau RM 6.000.

Satuan jumlah kayu nibung dihitung per pasang, sepasangnya ada 100 batang pohon. Jumlah tersebut adalah batang yang diperlukan untuk membangun 1 pondok bagan.

Hasbi mengaku khawatir dengan masifnya penyelundupan nibung.

Pasalnya, hal ini akan menjadi ancaman serius bagi ekonomi nelayan bagan, bahkan ancaman nyata bagi eksistensi Teri Ambalat yang selama ini menjadi andalan nelayan Pulau Sebatik dan selalu menjadi barang ekspor perikanan ke Malaysia.

Baca juga: Curhat Dokter di Pegunungan Krayan Kalimantan, Minim Fasilitas dan Sulitnya Akses Jalan

Saat ini jumlah bagan nelayan di Pulau Sebatik, ada lebih dari 300. Satu bagannya, mampu menghasilkan rata-rata tangkapan ikan bilis atau teri, senilai Rp.10 juta perbulannya.

"Kalau nibung terus masuk Malaysia, nelayan Sabah akan memiliki bagan sendiri. Mereka akan memiliki hasil tangkap teri ambalat sendiri. Imbasnya, mereka bisa memainkan harga sesuka hati, dan ekonomi kita anjlok," keluhnya.

Selama ini, para penjual kayu nibung selalu beralasan akan membawa kayu kayu tersebut untuk nelayan bagan lokal ketika mereka berpapasan dengan aparat di tengah laut.

Begitu aparat berlalu dan mereka sampai perairan perbatasan RI–Malaysia, mereka langsung  menyimpan kayu kayu nibung yang ternyata pesanan warga Malaysia tersebut di pinggiran sungai.

Mereka meninggalkan kayu yang telah diikat sesuai jumlah pesanan begitu saja, setelah memberi tahukan koordinat lokasi penyimpanan.

Baca juga: Polisi Amankan 8 Truk Ekspedisi Berstiker Pertamina Bawa Barang Bekas Ilegal dari Malaysia

Aparat keamanan diminta bertindak tegas

Keluhan nelayan Sebatik akan penyelundupan kayu nibung juga disuarakan tokoh masyarakat Sebatik Andre Pratama.

Legislator DPRD Nunukan ini, bereaksi keras terhadap potensi ancaman ekonomi, yang dia anggap akibat pembiaran para stake holder.

"Saya anggap ini pembiaran. Dari Sebaung ke Malaysia itu melewati sejumlah pos aparat keamanan di laut. Mungkinkah ini tidak diketahui?" katanya.

Selain itu, dampak penyelundupan kayu nibung ke Malaysia sudah mulai dirasakan sejak awal 2022.

Harga teri ambalat kini anjlok di harga Rp 73.500 per kilogram atau RM 21, dari harga normal Rp 105.000 per kilogram atau RM 30.

Baca juga: Cerita Jamlos, Bocah SMP di Perbatasan RI – Malaysia Selamatkan Orangtuanya dari Kebakaran

Ia juga mengaku miris, baru baru ini ada sekitar 4 bagan milik nelayan Sebatik, hancur dihantam ombak.

Peristiwa ini, menjadi dampak lain dari sulitnya nelayan mencari nibung sebagai bahan konstruksi untuk memperbaiki bagian bagan yang rusak.

Peristiwa yang perlu menjadi perhatian khusus juga adalah kasus penangkapan 100 pasang kayu nibung asal Kabupaten Nunukan di 0.17 mil laut timur muara Sungai Indera Sabah oleh Zona Maritim Tawau pada 18 Januari 2022.

Kayu senilai RM 15.000 atau setara dengan Rp 52.500.000 tersebut ditemukan Zona Maritim, terbiar di pinggir sungai.

Baca juga: Banjir ‘’Kiriman Malaysia’’ Terus Melanda Perbatasan RI, Warga Nunukan Pertanyakan Sikap Pemerintah Pusat

Mereka lalu menariknya ke muara sungai Indera Sabah untuk proses hukum.

"Saya berharap potensi ancaman ekonomi dan keberlangsungan teri ambalat segera ditindak lanjuti. Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltara harus melihat ini sebagai perkara urgent. Kasihan nasib nelayan di perbatasan," kata Andre.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com