BENGKULU, KOMPAS.com - Sejumlah nelayan Bengkulu berencana menemui Presiden Joko Widodo, Menteri Kelautan dan Perikanan, Panglima TNI, Kapolri dan sejumlah pimpinan lembaga negara lainnya.
Para nelayan itu mengeluhkan masifnya aktivitas penangkapan ikan dengan alat trawl atau jaring pukat di laut daerah itu.
"Kami telah berembuk akan berangkat dengan dana swadaya untuk bertemu Presiden, mengeluhkan masih maraknya trawl di laut Bengkulu," kata Ade Sofyan, salah satu nelayan di Kabupaten Bengkulu Tengah, Senin (24/2/2022).
Baca juga: Nelayan di Bengkulu Sita Tiga Trawl di Tengah Laut
Saat ini, menurut Ade, para nelayan sedang menentukan jadwal keberangkatan untuk ke Jakarta dan bertemu Presiden Jokowi.
Rencananya, mereka akan berangkat pada awal Februari 2022.
Ade Sofyan mengatakan, maraknya trawl di perairan Bengkulu sudah tidak bisa diatasi lagi oleh nelayan.
Menurut dia, dalam satu hari bisa ditemukan lebih dari 30 kapal trawl yang beroperasi.
Bahkan penangkap ikan dengan trawl mendesak ke perairan jelajah nelayan tradisional.
"Akibat aktivitas trawl itu, dirasakan nelayan rusaknya terumbu karang tempat ikan bertelur, serta berkurangnya tangkapan nelayan tradisional hingga 80 persen," kata Ade.
Baca juga: Lagi, 2 Kapal Asing Vietnam Curi Ikan dengan Jaring Trawl di Perairan Natuna
Konflik nelayan trawl dengan nelayan tradisional kerap terjadi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.