Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kallotong dan Mulia Tinggal di Tengah Hutan Sejak 1998, Tak Mau Menyusahkan Orang

Kompas.com - 16/01/2022, 10:14 WIB
Junaedi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Bertekad menghabiskan masa senja dengan aman dan tenang, sepasang warga lanjut usia (lansia) di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, memilih hidup sepi dan tenang di jalur sunyi.

Pasangan bernama Kallotong (64) dan Mulia (60) itu tinggal di hutan sembil menanam singkong dan pisang di kebun.

Rumah yang sudah lapuk dan tampak bocor di sana-sini menjadi saksi bisu kedua lansia ini merajut hari-hari bahagia bersama.

Meski hidup serba kekurangan, pasangan yang mengalami kebutaan karena penyakit ini bertekad tetap tinggal berdua di gubuk itu hingga akhir hayat.

Hujan deras baru saja reda saat Kallotong duduk santai sambil bercengkerama dengan Mulia di teras rumahnya, Selasa (11/1/2022).

Pasangan itu biasa bersantai menghabiskan hari di teras rumah yang terlihat sudah lapuk tersebut.

Sebelum bersantai di teras, pasangan lansia ini baru saja memetik daun singkong untuk dimasak sebagai sayur saat makan malam. Seperti biasa, tak ada yang istimewa dari menu makan malam pasangan itu.

Pasangan Lansia Hidup Bahagia Puluhan Tahun Di Tengah HutanKOMPAS.COM/JUNAEDI Pasangan Lansia Hidup Bahagia Puluhan Tahun Di Tengah Hutan
Mereka hanya memasak nasi dan sayur daun singkong. Terkadang sayur yang dimasak tak diberi garam jika persediaan di dapur habis.

Kallotong dan Mulia sudah sebulan tak menyantap telur, ikan, apalagi daging yang harganya selangit untuk keluarga kecil seperti mereka.

Kallotong dan Mulia sengaja memilih hidup sepi di tengah hutan Dusun Piccammu, Desa Arabua, Kecamatan Tutar, Polewali Mandar.

Baca juga: Tumpukan Sampah Menggunung hingga Berulat di Jalanan Polewali Mandar

Pasangan itu memiliki tiga anak yang telah berkeluarga. Ketiga anak mereka tinggal di rumah yang berbeda bersama keluarga mereka.

Salah satu dari ketiga anak Kallotong meranta ke Malaysia. Namun, pasangan itu telah lama tak mendengar kabar dari anak tersebut.

Meski tinggal dalam kondisi serba terbatas di tengah hutan, pasangan lansia yang telah dikarunia tiga anak itu mengaku hidup bahagia. Pasangan itu sengaja memilih hidup di hutan sejak 1998.

Gubuk tempat tinggal mereka yang berukuran tak lebih dari 3x3 meter itu sudah lapuk. Beberapa bagian atap rumah terlihat bocor.

Saat musim hujan, pasangan lansia ini kerap terjaga pada malam hari karena basah kuyup kehujanan. Mereka harus menepi ke bagian rumah yang tak bocor sambil berharap hujan segera red.

Mulia yang merupakan penyandang disabilitas buta dan tuli harus mengandalkan tongkat saat beraktivitas ke kebun atau di sekitar gubuknya.

Saat bertemu Kompas.com, Kallotong dan Mulia tampak senang menyambut tamu. Kallotong yang suka bergurau ini mengaku memilih tinggal di hutan karena tak ingin merepotkan banyak orang, termasuk anak-anaknya.

Di usianya yang renta, Kallotong mengandalkan sepetak kebun pisang dan kakao yang tak banyak berbuah. Di kebun itu ia juga menanam singkong.

Selain itu, ia mendapatkan bantuan sosial dan warga sekitar yang peduli dengan kondisi pasangan lansia tersebut.

“Biasa hanya duduk di rumah saja. Kalau ada warga yang kebetulan lewat dan kasihan, alhamdulillah,” tutur Kallotong saat ditemui, Selasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com