KOMPAS.com - Selain aksara pasangan, Aksara Jawa juga memiliki komponen lain yang disebut dengan sandangan. Sama seperti pasangan, sandangan juga penting saat menulis kalimat dalam aksara Jawa.
Pengertian Sandangan Aksara Jawa
Dalam buku Pedoman Penulisan Aksara jawa karya Darusuprapta (2002) disebutkan bahwa sandangan adalah simbol atau penanda yang akan mengubah vokal dasar pada aksara Hanacaraka.
Diketahui, Aksara Jawa memiliki 20 aksara, yaitu yaitu Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga.
Baca juga: Pasangan Aksara Jawa, Contoh Penggunaan, dan Aturan Penulisan
20 aksara itu memiliki vokal berupa /a/. Sementara penulisan kalimat juga memerlukan vokal lain seperti i, u, e, o, dan seterusnya.
Di sinilah peran sandangan. Aksara akan berubah vokalnya jika ditulis dengan sandangan yang sesuai vokal masing-masing.
Macam-macam Sandangan
Sandangan aksara Jawa ada tiga macam, yaitu:
1. Sandangan Swara, yaitu simbol yang digunakan untuk mengubah vokal dasar aksara Jawa.
Berikut simbol yang termasuk sandangan swara:
Ada tiga sandangan panyigeg wanda, yaitu layar untuk akhiran “r”, wignyan untuk akhiran “h”, dan cecak untuk akhiran “ng”.
Sandangan panyigeg wanda ditulis di akhir suku kata yang berakhiran huruf-huruf tersebut. Berikut sandangan panyigeg wanda:
Sehingga ada beberapa sandangan wyanjana, seperti cakra untuk vokal “ra”, keret untuk vokal “re”, dan pengkal untuk vokal “ya” di tengah kata.
Berikut sandangan wyanjana:
Misalnya penulisan “katak” dalam aksara Jawa akan terbaca menjadi “kataka”. Sehingga “ka” pada akhir kata harus dimatikan dengan pangkon agar terbaca “katak”.
Sumber:
Staff.uny.ac.id