Sebab, Salamah tidak sanggup lagi berjalan dan menyelamatkan diri saat Gunung Semeru meletus.
Saat semua orang berlarian ke luar rumah ketika Semeru mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG), Rumini memilih membersamai ibunya yang tak sanggup berjalan.
Baca juga: 2 Desa Jadi Alternatif Lokasi Relokasi Korban Terdampak Erupsi Gunung Semeru
"Tadi pagi saya cari adik ipar sama ponakan. Pas bongkar rontokan tembok dapur terus tangannya (Rumini dan Salamah) kelihatan," ujar dia, seperti dilansir Tribunnews.
Kisah Rusmini digambarkan dalam goresan tangan Uky Tantra, pelukis mural dan cerita bergambar asal Desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Di media sosial, gambar menyentuh itu disertai narasi, Rumini bersimpuh memeluk sang ibu Salamah dengan latar belakang Gunung Semeru meletus.
Kisah lain berasal dari Dusun Curah Kobokan, Desa Penanggal, Kecamatan Pronojiwo Lumajang.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Mengapa Banyak Warga Selfie di Lokasi Bencana?
Saat tim relawan dari Barisan Reaksi Cepat (Baret) Rescue GP Nasdem Jember melakukan penyusuran di lokasi, mereka menemukan mayat i sela-sela gundukan pasir
Terlihat ada tangan manusia dan saat digali, relawan menemukan empat jenazah termasuk perempuan yang sedang menggendong anak kecil.
Kisah tersebut juga ditangkap oleh Uky. Uky menggambarkan, ibu tersebut mengenakan pakaian tradisional Jawa.
Tangan kirinya menggendong balita, sedangkan tangan kanan memegang tameng untuk berlindung dari material vulkanik Gunung Semeru.
"Bayangan saya itu seperti tamengnya tokoh Captain America," ujarnya.
Wajah perempuan itu dia gambarkan mengekspresikan ketakutan namun tetap berupaya melindungi anak yang dia gendong.
Baca juga: Korban Meninggal Bencana Erupsi Gunung Semeru Jadi 45 Orang, 9 Masih Hilang
Namun, warga sudah memperkirakan Gunung Semeru akan memuntahkan awan panas. Perkiraan warga itu didasarkan pada tanda-tanda alam.
Salah satu warga Desa Supit Urang, Marsid (50), mengatakan, empat hari sebelum erupsi biasanya muncul goresan putih.
"Jadi gunung itu tergores lava putih. Nunggu berapa hari lagi pasti terjadi lahar," kata Marsid saat ditemui di Desa Supit Urang, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Saat Ibu-ibu di Dharmasraya Masak 1 Ton Rendang untuk Korban Bencana Gunung Semeru
Marsid menambahkan, tanda alam lainnya yang menjadi patokan warga adalah aliran air.
Biasanya, sesaat awan panas turun dari kawah Gunung Semeru, seluruh aliran air di desa itu kotor.
"Semua air di daerah sini ini kotor semua. Setelah ada air kotor pasti turun lahar gitu. Dan hujan terus menerus. Warga sini sudah tahu (pertandanya)," katanya.
Menurut Marsid, aliran air itu menjadi kotor karena di daerah hulu sudah tercemar abu letusan Gunung Semeru. "Dari debu, jadi ke aliran air bisa kotor," katanya.
Baca juga: Penambang Pasir Masih Bekerja Sesaat Sebelum Erupsi Gunung Semeru, Puluhan Orang Belum Ditemukan