Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Terjangan Banjir Lahar Gunung Merapi, Sumber Mata Air di Sleman Diamankan

Kompas.com - 09/12/2021, 06:43 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat bronjong atau tanggul untuk mengamankan sumber mata air di lereng Gunung Merapi.

Upaya ini dilakukan untuk menahan terjangan banjir lahar.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, ada beberapa upaya yang dilakukan setelah banjir lahar yang terjadi pada Rabu (1/12/2021).

Baca juga: Kondisi Gunung Merapi Hari Ini, Status Siaga Level III dan Arah Guguran Lava Pijar

Banjir lahar tersebut berdampak pada rusaknya jaringan pipa air untuk warga.

"Langkah cepat yang diambil tentu memperbaiki jaringan pipa yang rusak dan yang masih selamat. Kalau yang rusak tentu, agar air dapat kembali mengalir meski belum maksimal," ujar Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam keterangan tertulis, Rabu (8/12/2021).

Kustini menyampaikan upaya lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman adalah mengamankan sumber mata air dan jaringan pipa air. 

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan 11 Kali Lava Pijar dalam 6 Jam

Tujuannya, sumber mata air maupun jaringan pipa air tetap aman ketika terjadi banjir lahar.

"Kita mengamankan mata air dan pipa yang masih ada. Pipa yang masih ada kemarin juga ditata dan dipindah ke tempat yang lebih tinggi agar aman," tandasnya.

Di sekitar sumber mata air, lanjut Kustini akan dibuat bronjong atau tanggul.

Fungsinya untuk menahan dari terjangan banjir lahar. Proses membuat bronjong atau tanggul dilakukan antara lain di Sendang Wadon dan Lanang di Kalikuning, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.

"Kita pakai eskavator untuk membantu proses pembuatan bronjong," ungkapnya.

Baca juga: Setelah Seminggu Dicari, Korban Banjir Lahar Hujan Merapi Ditemukan Tewas Tertimbun Pasir

Menurut Kustini, dropping air bersih yang disalurkan ke masyarakat mencapai lebih dari 100.000 liter air.

Dropping air bersih akan tetap dilakukan hingga air dari lereng Merapi dapat kembali normal mengalir ke rumah-rumah warga.

"Sampai jaringan pipanya normal. Karena saat ini masih ada yang sudah bisa (mengalir), ada yang belum. Tentu akan kita pantau terus laporan dari pemerintah setempat berkaitan dengan suplai air," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com