LUMAJANG, KOMPAS.com - Lasiman (60) bergegas menyelamatkan peralatan rumah tangganya pada Minggu (5/12/2021) siang.
Ia keluar dari dinding rumahnya yang kini berlubang akibat terkena awan panas guguran Gunung Semeru.
Di tangannya, Lasiman menenteng peralatan dapur yang masih bisa diselamatkan.
Baca juga: Gunung Semeru Masih Tetap Berstatus Level 2 Waspada, Ini Penjelasannya
"Yang penting orangnya selamat," kata Lasiman sembari melihat kondisi rumahnya, Minggu.
Rumah Lasiman yang ada di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur itu tak luput dari terjangan awan panas guguran erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021).
Tak hanya rumah Lasiman, rumah tetangganya yang berdiri di sepanjang aliran awan panas juga ikut rusak.
Sebagian bahkan ada yang rata dengan tanah.
Lasiman mengatakan, semula warga tidak mengira aliran awan panas itu bakal masuk ke permukiman.
Ketika awan panas itu tiba-tiba datang, warga pun tunggang-langgang menyelamatkan diri.
"Saya tidak tahu lagi kondisinya, sudah lari, takut," tuturnya
Lasiman mengatakan, aliran awan panas itu cukup besar.
Baca juga: 9 Orang Masih Belum Ditemukan akibat Erupsi Gunung Semeru
Tak hanya melintasi aliran Sungai Besuk Curah Kobokan, awan panas juga mengalir di atas ladang warga.
Akibatnya, ladang warga ludes menyerupai aliran sungai yang penuh dengan lahar panas.
"Di sana itu tanduran lombok (tanaman cabai) sudah waktunya panen, kena lahar," katanya.
Bukan hanya ladang, ternak warga juga banyak yang mati. Seperti dua ekor sapi milik Mustaqim (35) yang mati akibat terjangan awan panas.
"Dua ekor, sudah mati semua ini," kata Mustaqim sambil menunjukkan kedua sapinya.
Baca juga: Cerita Holil, Selamatkan Ternaknya Usai Erupsi Gunung Semeru, tapi Rumah Hancur Tak Bersisa
Diketahui, aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat, Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) hingga ke permukiman warga.
Sebanyak 14 orang dikabarkan meninggal dunia hingga Minggu. Sementara 9 orang lainnya masih hilang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.