Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bergerak Sepanjang 70 Meter di Lebak, 2 Rumah Rusak Berat

Kompas.com - 01/12/2021, 12:43 WIB
Acep Nazmudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Cikoba, Desa Cikotok, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Minggu (28/11/2021) malam.

Tanah bergerak mengakibatkan dua rumah rusak berat.

Sementara enam rumah lainnya terdampak dan penghuninya diminta untuk waspada.

Baca juga: 42 Rumah di Cilacap Terdampak Tanah Bergerak, 5 Rusak Berat

Saat ini, penghuni rumah yang rusak berat sudah mengungsi ke tempat aman.

"Dua rumah rusak berat tidak bisa ditempati, lima kepala keluarga terdampak terdiri dari 12 jiwa," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak Febby Rizky Pratama saat dihubungi, Rabu (1/12/2021).

Warga yang terdampak tanah bergerak kini sudah diungsikan ke Gedung Pasanggrahan milik PT Antam.

Baca juga: Tanah Bergerak di Cianjur Meluas, Belasan Warga Diungsikan

Febby menyebutkan, peristiwa tanah bergerak tersebut dipicu oleh intenitas hujan tinggi yang terjadi sejak tiga hari sebelum bencana.

Ini adalah kali pertama tanah bergerak terjadi di Cikotok.

Berdasarkan hasil asesmen sementara, menurut Febby, ditemukan tanah ambles sekitar 30 sentimeter.

Kemudian retakan tanah sepanjang 70-100 meter di pemukiman warga di Kampung Cikoba.

Baca juga: Awas, Tanah Bergerak!

Febby meminta warga yang berada di wilayah terdampak tanah bergerak untuk waspada terkait pergerakan tanah susulan.

Apalagi, saat ini intensitas hujan masih tinggi.

"Hari ini kami akan bersurat ke Badan Geologi untuk melakukan mitigasi untuk mengukur sejauh mana tanah retakan terjadi," kata dia.

Sementara itu, Camat Cibeber Ade Kurnia Wijaya membenarkan bahwa telah terjadi bencana tanah bergerak di Cikoba, Desa Cikotok.

Lokasi longsor, menurut Ade, tidak jauh dari Jalan Bayah – Batas Jabar.

Ade mengatakan, bantuan untuk pengungsi mulai disalurkan pada Rabu ini.

Terkait imbauan BPBD, Ade meminta warga sekitar untuk memberlakukan ronda malam memantau potensi terjadinya pergerakan tanah.

"Jadi, harus ada yang ronda agar ada yang mengingatkan ketika terjadi pergerakan tanah di malam hari,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com