Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Bersenjata di Papua, "Hujan Mortir" Buatan Serbia di Kiwirok (2)

Kompas.com - 01/12/2021, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Konflik bersenjata di Papua antara aparat Indonesia dan milisi pro-kemerdekaan masih terus terjadi.

Masyarakat di sejumlah kabupaten, termasuk Pegunungan Bintang, Intan Jaya, dan Maybrat, meninggalkan tempat tinggal mereka untuk mencari tempat aman.

Jumlah masyarakat yang mengungsi dari konflik ini diyakini berjumlah ratusan hingga ribuan orang. Namun, data soal ini sulit diverifikasi karena akses menuju lokasi konflik yang sangat terbatas.

Baca juga: Konflik Bersenjata di Papua, Ini Kisah Bocah yang Tewas Tertembak di Intan Jaya (1)

'Hujan mortir' buatan Serbia di Kiwirok

Seorang laki-laki berlindung di balik semak belukar. Nafasnya terengah-engah. Awan bergantung rendah di hadapannya.

Dari kejauhan terdengar suara desing senapan api. Mata laki-laki itu mengarah ke langit. Dia mengawasi sebuah helikopter yang terbang di atas pegunungan Distrik Kiwirok.

Peristiwa itu terlihat dalam satu dari sekian video yang dikirimkan pimpinan TPNPB kawasan Pegunungan Bintang, Jenno Taplo, kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Trauma, Nakes Korban KKB di Kiwirok Minta Dipulangkan ke Kampung Halaman

Sebuah mortir yang tidak meledak ditemukan pasukan TPNPB di Kiwirok. Foto ini diabadikan pada 18 Oktober 2021.SEBBY SAMBOM Sebuah mortir yang tidak meledak ditemukan pasukan TPNPB di Kiwirok. Foto ini diabadikan pada 18 Oktober 2021.
Dalam video lain, dua anggota milisi pro-kemerdekaan juga terlihat bersembunyi di balik batang pohon di sebuah gunung di Kiwirok. Dua suara letupan lalu terdengar di kejauhan.

Jenno Taplo mengirim sejumlah video untuk membuktikan klaim kelompoknya bahwa aparat menjatuhkan mortir dari helikopter.

Dokumentasi yang dikumpulkan TPNPB menunjukkan sejumlah mortir yang gagal meledak. Namun ada pula mortir yang meledak dan membakar rumah dan sebidang lahan.

Kiwirok dihujani mortir nyaris setiap hari sejak tanggal 10 Oktober, menurut kesaksian Kalaka Benny, warga Distrik Okhika yang mengungsi sejak huru-hara tanggal 13 September meletus.

Baca juga: Kontak Senjata di Kiwirok, 2 Polisi Terluka, 1 Anggota KKB Diklaim Tewas

Kalaka yakin, konflik bersenjata yang kini melibatkan penggunaan artileri ini merupakan lanjutan dari aksi pembakaran, penyerangan tenaga medis, dan kontak senjata satu bulan sebelumnya.

"Dengan biji mata kepala saya sendiri, saya melihat tiga helikopter yang beredar di Kiwirok. Helikopter terbang mulai hari itu. Setiap hari mereka turunkan bom," ujarnya.

"Dari pagi sampai jam sore, setiap hari mereka turunkan bom. Malam tidak. Ada bom yang merusak rumah, tapi rumah itu tidak ditinggali. Semua warga ada di hutan," kata Kalaka.

Kesaksian Kalaka senada dengan klaim milisi pro-kemerdekaan. Meski begitu, BBC News Indonesia hingga saat ini belum dapat memverifikasi kebenaran informasi itu karena ketiadaan akses meliput di kawasan konflik itu.

Baca juga: Rangkaian Teror KKB di Kiwirok Papua, Nakes hingga Anggota Brimob Jadi Korban

Mortir yang ditemukan milisi TPNPB di Kiwirok diproduksi perusahaan Serbia, Krusik.JENNO TAPLO Mortir yang ditemukan milisi TPNPB di Kiwirok diproduksi perusahaan Serbia, Krusik.
Sejumlah dokumentasi juga tidak secara terang memperlihatkan mortir yang ditemukan TPNPB diluncurkan dari helikopter atau drone milik TNI.

Yang tampak jelas adalah kesamaan jenis mortir yang ditemukan milisi pro-kemerdekaan itu. Berbagai mortir itu berkaliber 81 milimeter, bercat hijau tua dan bertuliskan KV Lot 01/20.

Dalam industri persenjataan global, inisial KV merujuk produk buatan perusahaan asal Serbia, Krusik. Huruf K merupakan singkatan dari Krusik, sedangkan V menandakan Valjevo, kota tempat pabrik Kursik berada.

Sementara identitas Lot 01/20 yang tertera pada mortir itu merujuk kelompok produksi pertama tahun 2020.

Baca juga: Iptu Budi dan Bharatu Yacob Tertembak Saat Kontak Senjata di Kiwirok Papua, 1 Anggota KKB Diklaim Tewas

Pakar keamanan dari BBC High Risk Team, menyebut mortir seperti ini hampir mustahil ditembakkan dari udara.

"Mortir ini hanya dapat ditembakkan dengan memasukkannya ke dalam tabung pelontar," katanya.

"Sangat tidak mungkin mortir seperti ini ditembakkan dari pesawat. Mortir dapat diledakkan jika mendapat tekanan dan dorongan dari tabung pelontar," ucapnya.

Saat keluar dari tabung pelontar, mortir akan terbang ke udara dan bergerak dalam lengkungan parabola. Di lokasi yang menjadi sasaran, mortir akan jatuh dari udara.

Menurutnya, terdapat ragam alasan yang menyebabkan sejumlah mortir yang ditemukan milisi TPNPB tidak meledak.

Baca juga: KKB Pimpinan Lamek Taplo Serang Mapolsek Kiwirok, 1 Anggota Brimob Gugur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[TET] Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

[TET] Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contraflow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contraflow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Video Viral Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Video Viral Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bappeda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bappeda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com