Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Sopir Truk Tutup Gerbang Kantor Bupati Banyuwangi, Tuntut Diperbolehkan Uji KIR

Kompas.com - 22/11/2021, 15:46 WIB
Robertus Belarminus

Editor

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sekitar lima ratus orang sopir kendaraan logistik berdemonstrasi di depan Kantor Bupati Banyuwangi, Senin (22/11/2021).

Mereka menuntut mobil yang selama ini digunakan untuk mencari nafkah itu diperbolehkan uji kir.

Mereka menuntut bisa bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan memilih menutup empat gerbang Kantor Bupati.

Dua gerbang di depan tertutup barisan truk dan massa aksi. Sementara dua pintu samping, mereka tutup dengan dua mobil boks.

Baca juga: Buruh soal UMP Jatim Naik Rp 22.000: Nilai Itu di Bawah Pemberian Seorang Dermawan ke Fakir Miskin

"Di Banyuwangi per 1 November (2021) tidak bisa melakukan kir (mobil), sebelumya bisa. Peraturan ini semakin lama akan semakin mencekik kita," kata penanggung jawab aksi, Slamet Barokah, Senin.

Aturan yang dia maksud adalah Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nomor 4294 Tahun 2019, tentang Pedoman Normalisasi Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan.

Aturan itu berlaku untuk kendaraan yang diproduksi sebelum tahun 2019.

Kendaraan yang telah diubah menjadi Over Dimension Over Loading (ODOL), harus dinormalisasi atau dikembalikan hingga sesuai dengan spesifikasi awal.

Mereka menilai, aturan kewajiban normalisasi kendaraan ODOL itu justru menekan sopir, bukannya perusahaan pengguna jasa logistik mereka.

Maka mereka menuntut perubahan aturan, salah satunya kendaraan ODOL agar tetap diperbolehkan kir dan beroperasi.

"Kalau kami sudah menyetujui normalisasi, dalam waktu 6 bulan ke depan
kami harus dipotong mobil-mobil kita (menyesuaikan dimensi sesuai spesifikasi awal). Upah yang kami terima, operasional, itu tidak maksimal, itu tidak sesuai (kalau tidak ODOL)," kata Slamet lagi.

Farid Hidayat yang disebut sebagai jenderal aksi, mengatakan, truk logistik rata-rata sepanjang 6 meter.

Sementara perusahaan pengguna jasa angkutan mereka hanya mau menggunakan kendaraan yang lebih besar untuk efisiensi biaya.

Mereka tidak bisa membeli truk baru untuk mengikuti tuntutan pelanggan tersebut, sehingga tetap memanfaatkan mobil bekas modifikasi.

 

Kewajiban normalisasi kendaraan ODOL, dianggap berdampak buruk pada kondisi ekonomi mereka karena dinilai menghalangi operasional jasa angkutan.

"Kami akhirnya mengikuti perkembangan itu, karena kalau tidak diikuti tidak akan dapat muatan. Oleh karena itu kami mengambil langkah menambah mobil itu atau menyambung. Nah, itu juga tidak tanpa sebab," ujar Farid.

Aksi yang berlangsung sejak pagi itu mulai memperlihatkan titik terang sekitar pukul 14.00 WIB, dimana tercapai kesepakatan penanganan masalah.

Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi berjanji mendampingi perwakilan demonstran ke Kementerian Perhubungan untuk menyampaikan aspirasinya.

Percakapan kembali alot karena sebelum ada pengubahan aturan seperti yang dituntutkan, sopir tetap tak bisa uji kir dan tak bisa bekerja.

Baca juga: Tabrakan Beruntun di Jalur Pantura Gresik-Lamongan, 3 Orang Terluka

Akhirnya disepakati bahwa pertemuan dengan Kemenhub akan dilakukan dalam dua hari, namun bila tak mencapai solusi aksi yang lebih besar akan digelar.

Kesepakatan diterima massa dari 27 komunitas dan organisasi, dari dalam dan luar Banyuwangi tersebut, hingga mereka beranjak dari Kantor Pemkab Banyuwangi dan gerbang bisa dilewati lagi.

Plt Kepala Dishub Banyuwangi Dwi Yanto setelah menemui demonstran di depan Kantor Pemkab Banyuwangi, mengatakan, solusi dari permasalahan ini tetap harus berpedoman pada regulasi.

"Jadi untuk uji kir nanti menunggu keputusan dari sana (Kemenhub), kendaraan seperti apa yang nanti bisa diloloskan. Sementara masih yang ODOL yang tidak bisa diselesaikan," kata Dwi.

(KOMPAS.COM/AHMAD SUUDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com