Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Pengungsi dari Luar Negeri Masuk Sekolah Formal di Indonesia, Sempat Kesulitan Berkomunikasi

Kompas.com - 20/11/2021, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

 

Gara-gara belum fasih berbahasa Indonesia, ia pun bingung bagaimana berkomunikasi dengan guru dan teman-teman kelasnya. Termasuk saat belajar.

Itu mengapa, Mina lebih suka pelajaran matematika, seni, dan sains. Sebab tiga pelajaran itu tak perlu banyak penjelasan panjang seperti sejarah atau pendidikan kewarganegaraan.

Untuk kesenian, Mina bisa dibilang jago menggambar. Salah satu karya Mina menggambarkan seorang perempuan Afghanistan bergaun hijau dan berkerudung merah sedang menari.

Pertengahan tahun 2021, ia menyelesaikan pendidikan SD. Sebuah sertifikat pendidikan diberikan sebagai surat keterangan pernah belajar di sekolah.

Baca juga: Gelar Aksi Damai di Surabaya, Pengungsi Afghanistan Minta Segera Dipindahkan

Kini ia duduk di kelas 1 SMP Negeri 25 Pekanbaru. Cita-citanya bisa melanjutkan pendidikan sampai ke universitas dan menjadi progammer.

"Lulus kuliah dan mendapat pekerjaan di negara ketiga. Sehingga saya bisa mengabdi untuk masyarakat. Saya harap negara ketiga mendengar suara kami di sini," harap Mina.

Wali kelas Mina, Yenni Siswanti, tak punya cara khusus dalam menerangkan mata pelajaran kepada Mina.

Hanya saja, usai jam pelajaran, ia kerap mengajaknya berdiskusi dan bertanya apakah ada kesulitan memahami pelajaran.

"Saya tahu dia agak bingung, tapi dia berusaha memahami," ujar Yenni.

Baca juga: Pencari Suaka Asal Afghanistan Kembali Datangi Kantor DPRD Batam

Yenni yang belum pernah punya pengalaman mengajar anak-anak pengungsi, masih ingat ketika diberitahu akan mengajar anak imigran.

Hal pertama yang ia pikirkan kala itu, "Bagaimana nanti komunikasinya?". Tapi begitu tahu Mina sedikit mengerti Bahasa Indonesia, ia sedikit lega.

Satu hal yang selalu ia wanti-wanti pada anak didiknya itu agar bertanya kalau tidak mengerti pelajaran yang diajar. Sebab ia tahu betul, Mina belum menguasai bahasa Indonesia.

Adapun Kepala Sekolah SMP Negeri 25 Pekanbaru, Asbullah, berharap pemerintah memberikan tanda kelulusan berupa ijazah kepada anak-anak pengungsi.

"Kalau bisa disamakan. Mau dari negara manapun, ijazah itu kan pasti berlaku. Itu yang kita harapkan ke depan."

Baca juga: Pengungsi Asal Afghanistan Unjuk Rasa di Kantor Kemenkumham NTT, Ini Tuntutannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com