Gara-gara belum fasih berbahasa Indonesia, ia pun bingung bagaimana berkomunikasi dengan guru dan teman-teman kelasnya. Termasuk saat belajar.
Itu mengapa, Mina lebih suka pelajaran matematika, seni, dan sains. Sebab tiga pelajaran itu tak perlu banyak penjelasan panjang seperti sejarah atau pendidikan kewarganegaraan.
Untuk kesenian, Mina bisa dibilang jago menggambar. Salah satu karya Mina menggambarkan seorang perempuan Afghanistan bergaun hijau dan berkerudung merah sedang menari.
Pertengahan tahun 2021, ia menyelesaikan pendidikan SD. Sebuah sertifikat pendidikan diberikan sebagai surat keterangan pernah belajar di sekolah.
Baca juga: Gelar Aksi Damai di Surabaya, Pengungsi Afghanistan Minta Segera Dipindahkan
Kini ia duduk di kelas 1 SMP Negeri 25 Pekanbaru. Cita-citanya bisa melanjutkan pendidikan sampai ke universitas dan menjadi progammer.
"Lulus kuliah dan mendapat pekerjaan di negara ketiga. Sehingga saya bisa mengabdi untuk masyarakat. Saya harap negara ketiga mendengar suara kami di sini," harap Mina.
Wali kelas Mina, Yenni Siswanti, tak punya cara khusus dalam menerangkan mata pelajaran kepada Mina.
Hanya saja, usai jam pelajaran, ia kerap mengajaknya berdiskusi dan bertanya apakah ada kesulitan memahami pelajaran.
"Saya tahu dia agak bingung, tapi dia berusaha memahami," ujar Yenni.
Baca juga: Pencari Suaka Asal Afghanistan Kembali Datangi Kantor DPRD Batam
Yenni yang belum pernah punya pengalaman mengajar anak-anak pengungsi, masih ingat ketika diberitahu akan mengajar anak imigran.
Hal pertama yang ia pikirkan kala itu, "Bagaimana nanti komunikasinya?". Tapi begitu tahu Mina sedikit mengerti Bahasa Indonesia, ia sedikit lega.
Satu hal yang selalu ia wanti-wanti pada anak didiknya itu agar bertanya kalau tidak mengerti pelajaran yang diajar. Sebab ia tahu betul, Mina belum menguasai bahasa Indonesia.
Adapun Kepala Sekolah SMP Negeri 25 Pekanbaru, Asbullah, berharap pemerintah memberikan tanda kelulusan berupa ijazah kepada anak-anak pengungsi.
"Kalau bisa disamakan. Mau dari negara manapun, ijazah itu kan pasti berlaku. Itu yang kita harapkan ke depan."
Baca juga: Pengungsi Asal Afghanistan Unjuk Rasa di Kantor Kemenkumham NTT, Ini Tuntutannya