Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Pengungsi dari Luar Negeri Masuk Sekolah Formal di Indonesia, Sempat Kesulitan Berkomunikasi

Kompas.com - 20/11/2021, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

 

'Kalau dia seperti saya, itu artinya ada masalah'

Di Pekanbaru, Riau, total ada 100 anak pengungsi yang belajar di sekolah formal. Catatan Dinas Pendidikan setempat, sebanyak lima anak duduk di Sekolah Menengah Pertama dan sisanya Sekolah Dasar.

Seratusan anak itu adalah gelombang pertama yang berhasil masuk ke sekolah formal di Indonesia di tahun 2019.

Bertahun-tahun sebelumnya, para keluarga pengungsi dan pencari suaka dilarang bekerja maupun sekolah sebab pemerintah Indonesia belum meratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967 tentang Pengungsi.

Baca juga: Cerita Pencari Suaka Asal Afghanistan, Stres 8 Tahun Hanya Makan Tidur dan Coba Bunuh Diri

Tapi atas nama kemanusiaan, Muhammad Elyas Ibrahim dari Islamabad, Pakistan, diterima belajar di Sekolah Dasar Negeri 190 Pekanbaru.

Bocah laki-laki berusia 13 tahun ini sudah berada di Indonesia sejak tahun 2015.

Konflik, perang, dan tingginya kasus kriminalitas di negaranya, membuat sang ibu memboyongnya ke sini, menyusul suaminya yang saat itu sudah dua tahun berada di Indonesia.

Di Pakistan, ia hanya sekolah sampai kelas 2 sekolah dasar dan tak pernah sekalipun merasa aman setiap kali pergi belajar. Suatu kali bom meledak di dekat sekolahnya.

"Susah untuk pergi sekolah. Perang, tidak aman," ujar Elyas.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Minta Tolong Gubernur Sumut Edy Rahmayadi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com