Teguh menuturkan, arcus cloud memiliki dua tipe, shef cloud dan roll cloud.
Dia memastikan bahwa awan arcus tidak ada kaitannya baik langsung atau khusus dengan tsunami.
"Ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan tsunami atau gempa. Tetapi dampak dari awan ini bisa menimbulkan cuaca ekstrem, seperti angin kencang, hujan lebat disertai dengan petir dan badai guntur di sekitar pertumbuhan awan," sebut dia.
Baca juga: Demi Bantu Ibunya Aditya Siswa SMK Diam-diam Memulung, Jawabannya Saat Ketahuan: Maaf Bunda
Teguh berharap semua masyarakat tetap waspada atas situasi apapun, dan selalu mantau informasi resmi yang dikeluarkan oleh lembaganya melalui kanal Instagram atau website resminya, agar tidak termakan informasi hoaks.
"Tetap waspada dan tenang, khusus fonemena awan itu bisa muncul lagi selama periode musim penghujan," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.