KOMPAS.com - Sosok Aditya Candra Glori Semesta, siswa SMK di Informatika di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terlihat berbeda dengan teman-teman sebayanya.
Dia tidak malu ketika membawa keranjang di sepedanya untuk memulung, mencari sampah botol plastik saat berangkat dan pulang sekolah.
Keinginannya meringankan beban orangtuanya menjadi alasan Aditya nekat bekerja hingga malam hari, tanpa meninggalkan kewajibannya belajar.
Orangtua Aditya menafkahi ketiga anaknya dengan membuka jasa katering.
Namun, selama pandemi Covid-19, pendapatan dari usaha katering itu terbilang terjun bebas.
Baca juga: Kisah Siswa SMK Diam-diam Memulung hingga Tepergok Orangtuanya di Jalan, Begini Reaksi Ibunya
Memang tak banyak uang yang dia dapatkan dari hasil penjualan botol bekasnya.
Sekali jual, Aditya bisa memegang uang sebanyak Rp 25.000-Rp 32.000.
Ibunya, Yuliani, mengakui tak bisa memberikan uang saku rutin selama enam bulan terakhir.
Belum lagi Aditya memiliki keinginan membeli laptop dan sepeda motor.
“Hasilnya ini masih tetap nabung juga, (Aditya) ingin beli laptop sama sepeda motor," kata Yuliani, Jumat (19/11/2021).
Meski kaget, Yuliani melihat kegiatan anaknya tersebut terbilang positif dan membentuk kemandirian.
Karena masalah keuangan, ijazah SMP Aditya juga sempat tertahan.
Namun beberapa hari yang lalu, Pemkab Sidoarjo memberi bantuan Aditya untuk mengambil ijazah SMP-nya.
Selain itu, Pemkab Sidoarjo juga memberikan beasiswa kepada Aditya.
“Saya juga terima kasih sama pihak Pemkab yang telah bantu saya ini dan beasiswa ini. Semoga bapak-bapak yang telah membantu diberikan kesehatan selalu dan keberkahan hidup, saya hanya bisa itu,” ujarnya.
Baca juga: Ibu Buang Bayi di Sidoarjo Mengaku Dapat Bisikan Gaib, Polisi Sebut Ada Gangguan Jiwa