Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Guru yang Aniaya Murid SMP hingga Tewas di Alor Ternyata Juga Sering Pukuli Murid Lain

Kompas.com - 15/11/2021, 09:30 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Penyidik Reskrim Polres Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus mendalami kasus tewasnya MM (13), siswa SMP Negeri Padang Panjang, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor yang diduga dianiaya gurunya, SK (40).

Kapolres Alor AKBP Agustinus Christmas, mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan, SK ternyata juga kerap menganiaya murid lain. 

"Dari keterangan sejumlah saksi, terungkap kalau tersangka melakukan kekerasan fisik tidak hanya terhadap korban, namun terhadap beberapa teman korban lainnya," ujar Agustinus, kepada Kompas.com, Senin (15/11/2021).

Baca juga: Kasus Siswa SMP Tewas Diduga Dianiaya Guru di Alor, Pelaku Beberapa Kali Pukul Korban

Agustinus mengatakan, sembilan saksi yang memberikan keterangan kepada penyidik, di antaranya pelapor berinisial ZL, lima siswa SMP Negeri Padang Panjang yang merupakan kawan korban, satu guru di SMP, kemudian ayah kandung korban dan orang yang mendampingi orangtua korban saat mengantarkan korban ke Puskesmas.

Agustinus menyebut, tersangka SK tercatat sebagai guru mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri Padang Panjang, Kecamatan Alor Timur.

SK telah mengakui perbuatannya menganiaya korban hingga tewas. 

Menurut Agustinus, sempat terjadi beberapa kali kejadian saat tersangka melaksanakan piket guru yang dilaksanakan setiap hari Senin dan Jumat.

Kejadian pertama, lanjut Agustinus, dimulai pada Senin, 4 Oktober 2021.

Baca juga: Gara-gara Tak Bawa Fotokopi Modul Bahasa Inggris, Murid SMP di Alor Dianiaya Guru hingga Tewas

 

Saat itu, tersangka mengetuk kepala korban sebanyak sekali menggunakan kepalan tangan kanan.

Selanjutnya, 11 Oktober 2021 tersangka menendang korban menggunakan kaki sebanyak sekali dan mengenai punggung korban.

Kemudian, pada 18 Oktober 2021 tersangka menggunakan bambu bulat sebesar ibu jari dan memukul korban sebanyak satu kali mengenai betis kaki kanan.

Usai dipukul, korban mengeluhkan rasa sakit di sekujur tubuhnya kepada ZL sebagai orangtua angkat korban.

Pada 23 Oktober 2021, korban mengalami demam tinggi sehingga orangtua kandung dan orangtua angkat korban mengantarkan korban ke Puskesmas Lantoka untuk pemeriksaan medis.

"Baru pada tanggal 25 Oktober 2021, korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum Kalabahi dan akhirnya meninggal. Kasus itu lalu dilaporkan ke kepolisian," ujar Agustinus.

Baca juga: 10 Rumah Rusak Diterjang Banjir, Warga Alor Mengungsi ke Tempat Keluarga

Menurut Agustinus, berdasarkan hasil visum et repertum dari Puskesmas Lantoka, terdapat beberapa tanda bekas luka di tubuh korban.

"Modus operandi tersangka (SK) yaitu, tersangka marah dan tidak terima dengan korban karena tidak membawa fotokopi modul Bahasa Inggris," ungkap Agustinus.

Selain itu, lanjut Agustinus, alasan lainnya SK menganiaya karena MM tidak bisa memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris saat pelajaran berlangsung.

"Kemudian alasan lainnya, tersangka marah karena korban tidak masuk sekolah tanpa keterangan," kata Agustinus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com