JOMBANG, KOMPAS.com - Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Minha) di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, resmi beroperasi mulai Rabu (10/11/2021).
Dimulainya operasional Museum yang diresmikan Presiden Jokowi pada 18 Desember 2018 tersebut, ditandai dengan pemotongan pita oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz.
Museum di lingkungan Pesantren Tebuireng itu menyajikan berbagai informasi dan koleksi yang menggambarkan perjalanan dan perkembangan Islam di seluruh wilayah nusantara.
Direktur Perlindungan Kebudayaan Kemendikbud Irini Dewi Wanti menjelaskan, berbagai informasi dan koleksi yang disajikan di museum, memiliki keterkaitan dengan kiprah perjuangan tokoh-tokoh Islam.
Sajiannya juga menggambarkan karakteristik Islam di Indonesia yang menjunjung tinggi nilai toleransi, gotong-royong, menghormati kebhinekaan dan inklusif.
Irini menuturkan, tujuan pembangunan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari adalah penguatan pendidikan karakter.
Selain itu, pembangunan museum bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait sejarah perjuangan, pemikiran, dan karya, para tokoh Islam Indonesia dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan.
"Sehingga dapat menjadi inspirasi, khususnya bagi generasi muda untuk melanjutkan estafet pembangunan bangsa Indonesia," ujar Irini, saat menghadiri acara peresmian operasional Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari, Rabu.
Baca juga: Kunjungi Pesantren Tebuireng, Nadiem Berbincang dengan Santri hingga Menginap di Ndalem Kasepuhan
Menurut Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari menghadirkan narasi sejarah tentang eksistensi Islam yang cukup mudah dipahami masyarakat.
Sajian informasi dan koleksi benda-benda di dalam museum, sudah mampu menyajikan narasi sejarah yang informatif bagi pengunjung.
"Narasi yang dibangun, informasi yang disampaikan kepada publik, jelas bisa menunjukkan bagaimana perjalanan Islam di Indonesia," ungkap Lestari dalam konferensi pers setelah peresmian Museum.
Ia menuturkan, museum yang mulai dibangun pada 2014 itu mengungkap proses masuknya Islam ke Indonesia hingga perkembangannya di berbagai wilayah.
Menurut Lestari, wajah ramah Islam saat masuk di Indonesia tersaji di Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari.
Pesan yang ditangkap Lestari setelah berkeliling museum, adalah proses masuknya Islam ke Indonesia terjadi secara damai, bukan melalui aneksasi.
"Kalaupun ada, tapi kan melalui kesepakatan yang akhirnya berakhir dengan koalisi. Inilah sesungguhnya kalau wajah Islam Indonesia," kata Lestari.