"Memang ada beberapa guru diteror dari pembelian barang secara online, itu yang saya dapat informasinya," ungkapnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata terduga pelaku yang menyebarluaskan ratusan data guru itu orang dalam yakni berinisial RK.
Bahkan, kata Tabrani, nama terduga pelaku yang mengunggah data ke situs penyimpanan dokumen vbook.pub tercantum di antara dafta nama 815 guru yang datanya tersebar.
"Saya menugaskan Kepala Balai (Pak Tito Istianto) untuk berkordinasi dengan Polda. Di Polda diceritakan kronologinya, kemudian oleh Polda dicek. Nah, ternyata yang upload itu namanya ada di dalam daftar data itu, sudah diketahui namanya," kata Tabrani saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon. Senin (8/11/2021).
Tabrani belum mengetahui terduga pelaku yang membocorkan data itu statusnya guru atau bukan. Namun, ia sudah mengetahui namanya.
"Masih sedang dimintai keterangan, belum ada laporan. Inisialnya RK, belum jelas apakah dia operator, apakah dia guru, apakah dia ASN (aparatur sipil negara) atau non ASN," ujarnya.
Baca juga: Disdikbud Kantongi Identitas Penyebar Data Pribadi 815 Guru di Banten, Pelaku Diduga Orang Dalam
Usai kejadian itu, RK menjalani pemeriksaan di Polda Banten
"Masih ditangani oleh pihak Polda (sebelumnya). Hanya klarifikasi saja di kantor" kata Kepala UPTD Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BTIKP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Tito Istianto.
Tito enggan membeberkan hasil klarifikasi terkait motif dan tujuan pelaku membocorkan data guru karena masih dalam penanganan tim Cyber Polda Banten.
"Masih ditangani oleh tim siber polda, belum bisa menyimpulkan," ujarnya.
Baca juga: Terduga Pelaku Penyebar Data Pribadi 815 Guru di Banten Diperiksa Polisi
Adanya kebocoran ratusan data guru tersebut, membuat Kepala Ombudsman RI Perwakilan Banten Dedy Irsan angkat bicara.
Dedy menilai, bocornya data ratusan guru itu disebabkan SDM di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten yang tak kompeten.