KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Baju kucing atau kostum kucing laris manis selama pandemi, bahkan jadi ladang berkah baru bagi sang penjahitnya, saat bisnis lain berguguran.
Hal ini dialami Fredi Lugina Priadi, penjahit baju kucing di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dengan kreasi aneka kostum lucu kucing, ia bertahan di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19.
"Sebetulnya pesimis juga, tapi karena kegiatan saya dari dulu di rumah ngejahit kostum kucing. Ya saya juga jadi coba main medsos, biar banyak yang tahu (promosi) dan tentu bakal laku, kan," kata dia kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (28/6/2021).
Baca juga: Peluang Bisnis Food Photography, Diminati Saat Banyak UMKM Jualan Online Selama Pandemi
Menurutnya, sikap adaptif, mau belajar atau mengupgrade diri terhadap kemajuan zaman yang serba digital ini adalah kuncinya. Tak hanya bisa jahit semata.
"Seperti sekarang ini cara buat postingan, video, caption itu penting loh, karena beberapa tahun terakhir memang booming, teknologi makin maju. Selain bisa jahit, kitanya juga harus banyak belajar tentang teknologi," imbuh dia.
Saat Ramadhan, baju kucing karakter ustaz laris manis
Selama pandemi Covid-19, kata Fredi, penjualan kostum kucing dengan berbagai karakter terus meningkat. Terlebih saat Ramadhan sampai Lebaran 2021 terjadi peningkatan lebih dari empat kali lipat dibanding hari biasa.
Fredi bisa mendapat untung mulai Rp1 juta pe rhari. Dalam sehari dirinya bisa memproduksi puluhan baju kucing karakter ustaz.
Dengan omzet harian tersebut, ia sudah mencapai break even point (BEP) atau balik modal hanya dalam jangka waktu satu bulan.
Baca juga: Kisah Exsi Rintis Warung Emak, Berawal Modal Rp 250.000 hingga Punya Omzet Rp 20 Juta Sehari
Pemasaran digital
"Kalau ditotal saat Ramadhan itu sebulannya saya dapat (keuntungan) Rp 20 juta. Tapi kalau sekarang sudah turun sekitar Rp 400.000 per hari, sebulannya hanya Rp 5 juta sampai Rp 6 juta," tuturnya.
"Untuk keuntungan dari modal yang dikeluarkan misalkan untuk 1 pace bahan dan tenaga itu berbanding dengan harga jual, saya bisa dapat 50 sampai 100 persen," tambah dia.
Pemilik kucing lebih mementingkan kucingnya
Supaya bisnisnya berkah dan bermanfaat, ia juga mempekerjakan orang lain untuk menjahit kostum seiring permintaan yang tinggi.
Bagaimana tidak, hampir semua pelaku usaha terpuruk akibat virus Covid-19. Namun, bagi bapak dua anak ini, krisis akibat pagebluk justru menjadi tantangan sekaligus peluang baru agar mampu melalui krisis dengan baik.
"Hambatannya ketika demandnya tinggi, itu saya susah kejar kuantiti karena Idul Fitri itukan melonjak, mereka lebih mementingkan kucingnya daripada diri sendiri, saking cintanya sama kucing. Jadi dibuatin itu kostum baju koko, pak haji agar momennya pas juga," terangnya.
Bikin Cosplay kucing superhero hingga tips kucing mau pakai kostum
Ia mengaku, sebelum menjadi tukang jahit, ia sering diskusi dengan sesama pecinta kucing dan didukung lewat literatur untuk bahan riset.
Dari situ, ia mulai perlahan membiasakan kucingnya mengenakan kaos biasa. Seiring berjalannya waktu, barulah kostum karakter superhero.
Tak hanya itu, karakter cosplay di masa pandemi juga ada seperti tenaga kesehatan yang memakai alat pelindung diri (APD).
"Tips biar kucing mau dikasih kostum sebetulnya faktor pembiasaan saja, yang mudah-mudah dulu, nah nanti dicoba kostum baru. Untuk ukuran kucing ada sizenya, biasanya yang paling praktis kita ambilnya dari berat kucingnya, berapa kilo gtu. 3 kilo kah atau sampai 8 kilo. Kalau yang masih kecil kitten 8 bulan itu enggak bisa pakai kostum. Agak sulit, kasian juga kucingnya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.