CIANJUR, KOMPAS.com – Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bernama Ani Yuliani (31) sukses menjadi fotografer makanan dan produk.
Bahkan, di kalangan pelaku UMKM, namanya cukup dikenal luas.
Ani banyak diminta untuk memotret produk mereka, mulai dari makanan, minuman, jajanan kuliner hingga fashion.
Sebelum menggeluti food photography, Ani sendiri sebenarnya seorang pelaku UMKM. Ia berjualan singkong Thailand.
Baca juga: Food Photography, dari Hobi Unggah Foto Makanan hingga Jadi Uang...
Namun, karena produknya kurang laku di pasaran, ibu dua anak ini terpaksa banting setir merintis usaha yang berkaitan dengan hobinya itu.
Ani mengaku, situasi pandemi menjadi berkah tersendiri, sejurus semakin menjamurnya bisnis kuliner.
“Sekarang kan harus serba digital, jadinya para pelaku usaha butuh tampilan foto untuk promosi produk di media sosial,” kata Ani kepada Kompas.com, Minggu (5/9/2021).
Baca juga: Andalkan Layanan Pesan Antar Online, Omzet Sego Krenyes Milik Sofwan Adi Melonjak hingga 80 Persen
Menurut dia, tampilan foto produk yang bagus bisa memberikan kesan positif terhadap produk itu sendiri, dan tentunya sebagai media efektif untuk promosi.
“Alhamdulilah semakin banyak yang meminta saya memotret, kebanyakan para pelaku UMKM,” ujar Ani.
Pelanggannya pun kini tak hanya dari Cianjur, namun dari berbagai daerah, seperti Tangerang, Kuningan, dan Sukabumi.
Selain memotret foto produk, ia juga kerap menggarap pemotretan menu promosi untuk hotel dan restoran.
Baca juga: Kisah Para Pemuda di Jember Bikin Gerakan Foto Produk UMKM Gratis
Biaya per foto Rp 25.000
Ani sendiri membanderol biaya sebesar Rp 25.000 per foto.
“Untuk pemilihan konsepnya selalu saya diskusikan dengan klien. Namun, ada juga yang menyerahkan sepenuhnya ke saya,” ucapnya.
Ani menyebutkan, agar hasil foto bagus maka penting diperhatikan soal angle atau sudut pengambilan.
Selain itu, tata produk berikut penambahan properti juga tak kalah pentingnya.
Ani sendiri kadang memberikan efek smoke atau splash untuk menambah kesan dramatisasi.
“Terpenting itu, antara produk dengan properti tambahan harus ada kaitannya, saling mendukung dan menguatkan," ujar Ani.