Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pasutri di Palembang Bersekongkol Jual Bayinya yang Berusia 1 Bulan...

Kompas.com - 31/10/2021, 09:10 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Pasangan suami istri (pasutri) di Palembang, Sumatera Selatan, BB (26) dan AN (25), tega menjual bayinya yang berusia satu bulan.

Keduanya awalnya menawarkan bayi tersebut seharga Rp 10 juta. Namun, tanpa sepengetahuan suaminya, AN menjual putrinya senilai Rp 7 juta.

Kasus ini terkuak usai BB melaporkan istri sirinya, AN, ke polisi.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Palembang Kompol Tri Wahyudi mengatakan, polisi juga menangkap tiga orang lainnya, yakni GT (37), PT (27), dan RH (37).

Baca juga: Pengakuan Pelaku Perdagangan Bayi: Kasihan Sama Adik Saya, Belum Punya Anak

GT adalah sosok yang menyalurkan bayi tersebut. Adapun PT dan RH merupakan pihak yang menghubungi GT.

Perdagangan bayi itu terjadi pada 19 Oktober 2021.

BB, yang menjadi otak perdagangan bayi ini, awalnya menghubungi SL (masih buron) untuk dicarikan pembeli.

Dua pelaku lainnya, PT dan RH, menghubungi GT. Mereka mengabarkan bahwa ada seseorang yang hendak menjual anak.

“Ketika itu tersangka GT ini mengaku hanya memiliki uang Rp 7 juta, namun BB tidak mau,” ujar Tri, Sabtu (30/10/2021).

Karena nominalnya tidak seperti yang diinginkan, BB dan AN kembali ke rumahnya.

Baca juga: Kasus Ibu Jual Bayi Kandung di Palembang Ternyata Didalangi Suami

 

Dijual Rp 7 juta

Ilustrasi cara membedakan uang asli dan palsu.SHUTTERSTOCK Ilustrasi cara membedakan uang asli dan palsu.

Akan tetapi, PT dan RH membujuk AN untuk melepas anaknya dengan harga yang ditawarkan GT.

“Tanpa sepengatahuan BB, AN ini menjual anaknya sendiri kepada GT,” ucap Tri.

Transaksi berlangsung. Dari yang awalnya Rp 7 juta, AN hanya diberikan Rp 6 juta. Uang Rp 1 juta diambil GT sebagai komisinya.

AN kemudian memberikan Rp 700.000 kepada RH dan Rp 300.000 untuk PT. Uang yang dipegang AN tinggal Rp 4 juta.

Ketika BB pulang ke rumah, AN mengaku bahwa anaknya telah dijual kepada GT.

Mendengar itu, BB marah. Ia meminta uang tambahan kepada GT supaya jumlah uang yang didapat sesuai harga yang ia tawarkan, yakni Rp 10 juta.

“Karena GT tak mau menambah uang, BB akhirnya melapor ke polisi bahwa anaknya telah dijual. BB ini juga ternyata pengguna narkoba, karena saat dites urine hasilnya positif,” ungkap Kasat Reskrim.

Baca juga: Bayi Usia 1 Bulan yang Dijual Ibu Kandung Rp 7 Juta Akhirnya Ditemukan

Pengakuan GT

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Toni Harmanto saat menggelar press rilis terkait ungkap kasus perdagangan bayi yang melibatkan orangtuanya sendiri, Jumat (29/10/2021).Dok. Polda Sumsel Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Toni Harmanto saat menggelar press rilis terkait ungkap kasus perdagangan bayi yang melibatkan orangtuanya sendiri, Jumat (29/10/2021).

GT menjelaskan, bayi tersebut diberikan kepada adiknya, Mr (33). Ia mengaku kasihan kepada adiknya karena belum memiliki anak setelah 10 tahun menikah.

“Awalnya saya tidak mau, tapi karena kasihan sama adik saya yang belum punya anak akhirnya saya mau menerima tawaran (membeli bayi) itu,” tuturnya, Jumat (29/10/2021).

GT lantas menghubungi Mr untuk mengadopsi bayi itu.

Mr dan suaminya, Ma, kemudian ke Palembang untuk membawa bayi itu ke rumahnya di Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan.

“Uang Rp 7 juta itu untuk biaya persalinanan, kalau dibagi berapa (orang) saya kurang tahu. Itu uang dari adik saya,” terang GT.

Adapun Mr dan Ma mengaku bahwa selama bayi itu berada lima hari di rumahnya, bayi tersebut selalu dipenuhi kebutuhannya.

“Kami sudah 10 tahun menikah belum punya anak, ketika ada kabar ada anak yang bisa diadopsi saya dan suami senang sekali. Saat itu yang menelpon adalah kakak saya GT yang menyuruh ke Palembang,” beber Ma.

Mr dan Ma yang turut dimintai keterangan oleh polisi, kini berstatus saksi.

Baca juga: Bocah 14 Tahun Anak Tukang Tambal Ban Diculik dan Ditemukan Setahun Kemudian Sudah Lahirkan Bayi, Ini Kisahnya

 

Permasalahan ekonomi

Ilustrasi uang rupiah SHUTTERSTOCK/AIRDONE Ilustrasi uang rupiah

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Selatan Irjen Pol Toni Harmanto menyampaikan, motif BB dan AN menjual bayi mereka karena dilatarbelakangi masalah ekonomi.

“Motifnya karena ekonomi, sehingga pelaku ini tega menjual anaknya sendiri yang baru dilahirkan satu bulan,” sebutnya, Jumat.

Toni memastikan bahwa bayi tersebut dalam kondisi sehat.

Baca juga: Kisah Tragis Bayi Mungil, Dibunuh Orangtua Kandung Sesaat Setelah Dilahirkan

Ia menambahkan, lima pelaku, yaitu BB, AN, GT, PT, dan RH telah ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka terancam dijerat Pasal 83 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman penjara selama 15 tahun.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor: Robertus Belarminus, I Kadek Wira Aditya, Aprillia Ika)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com