Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksplorasi Lanjutan Kapal Van der Wijck Selesai Dilakukan, Ini Langkah yang Dilakukan Bupati Lamongan

Kompas.com - 23/10/2021, 22:48 WIB
Hamzah Arfah,
Khairina

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Eksplorasi lanjutan kapal Van der Wijck telah selesai dilakukan, Tim berhasil mengabadikan gambar bawah laut yang diprediksi kuat merupakan bangkai kapal Van der Wijck, yang tenggelam pada tahun 1936.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, sebelum menentukan langkah lanjutan mengenai agenda ke depan kapal Van der Wijck, pihaknya bakal lebih dulu berkoordinasi dengan banyak pihak terkait.

Sebab, bila itu dipastikan kapal Van der Wijck, sudah pasti akan menjadi penemuan besar.

"Kami akan koordinasikan dulu, langkah ke depan seperti apa. Saya akan bertemu dengan pihak-pihak terkait, Kemendikbud dan Ditjen, termasuk Kementerian Perhubungan, juga Koarmatim (Koarmada II) TNI AL. Karena saya yakin itu penting (penemuan kapal Van der Wijck)," ujar Yuhronur kepada awak media, di sela agenda penyambutan atlet Lamongan peraih medali di PON Papua, Sabtu (23/10/2021).

Baca juga: Tim Ekspedisi Temukan Titik Diduga Lokasi Kapal Van Der Wijck

Untuk mengenang tenggelamnya kapal di perairan Brondong yang tercatat 28 Oktober 1936, sekaligus menghormati jasa nelayan Brondong dan Blimbing dalam menolong awak dan penumpang kapal Van der Wijck, pemerintah Hindia Belanda kemudian mendirikan monumen.

Bangunan tugu tersebut berada di halaman Kantor Pelabuhan Brondong, Lamongan.

Monumen itu tersusun tiga lantai, dengan pada lantai kedua terdapat balkon yang menghadap ke arah laut. Adapun bangunan tugu berukuran sekitar 2,5x3 meter, dengan tinggi sekitar 10 meter. Terdapat dua plakat yang tertempel di bangunan tugu, dengan berbahasa Indonesia yang masih ejaan lama dan bertulis dalam Bahasa Belanda.

"Awalnya itu kan sebagai mercusuar. Tapi kemudian menjadi tugu monumen, sebagai ucapan pemerintah Hindia Belanda kepada penolong. Juga ada foto-fotonya, cuma saya sendiri belum sempat melihat foto-fotonya itu," kata Yuhronur.

Baca juga: Kesaksian Nelayan yang Menyelam Saat Eksplorasi Kapal Van der Wijck: Lokasinya Angker

Pada plakat yang berada di sisi barat, bertuliskan Bahasa Indonesia dalam ejaan lama 'Tanda Peringatan kepada Penoeloeng-Penoeloeng Waktoe Tenggelamnja Kapal van der Wijck DDC 19-20 Oktober 1936'.

"Pada tahun 1936 itu kan kita belum merdeka, tapi kenapa masyarakat waktu itu mau menolong padahal itu kapal penjajah? Itu kan menunjukkan empati, rasa ingin menolong sesama dan itu sudah terlihat sejak dulu. Bukan lagi melihat itu penjajah," tutur Yuhronur.

Sementara pada plakat di sisi timur, bertuliskan dalam Bahasa Belanda 'Martinus Jacobus Uytererk Radiotelegrafist Aan Boord S.S Van Der Wijck 20 Oktober 1936 Hij Bleef Getrouw Tot In Den Dood Zijn Nagedachtenis Zij Eere. Zijne Vrienden'.

"Makanya, akan kami koordinasikan bagaimana pemanfaatan tempat itu. Karena ini penemuan yang sangat besar, patut kami memberikan apresiasi," ucap Yuhronur.

Tenggelamnya kapal mewah yang dibuat di galangan kapal Feijenoord, Rotterdam, Belanda, pada tahun 1921 tersebut, mengilhami Buya Hamka dalam menulis novel tenggelamnya kapal Van der Wijck. Dengan pada 2013, dibuat sebuah film yang mengangkat cerita tenggelamnya kapal tersebut berdasarkan novel Buya Hamka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com