Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPCB Siap Eksplorasi Kembali Kapal Van der Wijck, "Titanic-nya" Indonesia

Kompas.com - 14/08/2021, 20:07 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur, terus berupaya membuktikan kebenaran jika kapal Van der Wijck tenggelam di perairan Kabupaten Lamongan pada 1936.

Sempat kurang beruntung pada agenda eksplorasi di penghujung April 2021 kemarin, tim BPCB merencanakan agenda serupa dalam waktu dekat.

Arkeolog BPCB Trowulan Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, agenda eksplorasi kapal Van der Wijck memang menjadi prioritas pihaknya pada tahun ini.

Terlebih, keadaan bawah laut dan faktor cuaca yang tidak bisa diprediksi, memberikan tantangan tersendiri bagi tim ketimbang ekskavasi situs cagar budaya yang berada di daratan.

"Begitu kami dapat kabar dari nelayan, cuacanya cerah, itu yang bisa mengalahkan semua. Karena kita nggak bisa asal, minggu itu ya minggu itu kita kerjakan. Saat ini masih menunggu info dari nelayan dan Satpolairud," ujar Wicaksono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/8/2021).

Baca juga: Terkendala Cuaca dan Arus Bawah Laut, Eksplorasi Kapal Van der Wijck Ditunda

Wicaksono menjelaskan, pertimbangan-pertimbangan itulah yang membuat eksplorasi bawah laut kapal Van der Wijck menjadi prioritas.

Terlebih pada agenda sebelumnya yang dilaksanakan pada akhir April 2021 lalu, tim sempat menemui kegagalan usai terkendala cuaca yang dinilai tidak mendukung.

"Kalau misalnya nanti cuaca cerah dan arus bawah laut tenang, kami akan langsung meluncur. Kemarin terkendala cuaca. Setahun itu ada dua kali untuk agenda bawah air, dan kita sekarang tinggal tunggu cuaca. Kalaupun itu siap, alokasi dana sudah ada," ucap Wicaksono.

Atas dasar kesulitan itulah, maka tim dari BPCB Trowulan menempatkan eksplorasi kapal Van der Wijck sebagai prioritas, tanpa bermaksud mengesampingkan agenda ekskavasi situs cagar budaya lain yang berada di daratan.

Baca juga: Mencari Jejak Kapal Van der Wijck yang Tenggelam Tahun 1936 di Perairan Lamongan

 

Karena menurut Wicaksono, agenda ekskavasi situs yang berada di daratan masih bisa dilakukan dengan 'serangkaian modifikasi' bila dihadapkan dengan tantangan cuaca tidak menentu.

"Sebab kalau di darat misalkan hujan, kan bisa pakai terpal (untuk menutupi area pekerjaan). Tapi kalau di bawah laut kan nggak bisa seperti itu, kecuali menunggu momen yang pas. Karena sangat berhubungan sekali dengan cuaca, visibility bawah air kan nggak bisa diakali," kata Wicaksono.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Sumatera Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Provinsi Sumatera Barat, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Pekanbaru Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Pekanbaru Hari Ini, 29 Maret 2024

Regional
Saat Aktivis Lingkungan Karimunjawa Daniel Frits 'Dikriminalisasi' dengan UU ITE

Saat Aktivis Lingkungan Karimunjawa Daniel Frits "Dikriminalisasi" dengan UU ITE

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Banda Aceh Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Banda Aceh Hari Ini, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tanjung Pinang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tanjung Pinang Hari Ini, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Batam Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Batam Hari Ini, 29 Maret 2024

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Padang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Padang Hari Ini, 29 Maret 2024

Regional
Rute dan Tarif Bus Gunung Harta Solutions Executive Jakarta-Blitar

Rute dan Tarif Bus Gunung Harta Solutions Executive Jakarta-Blitar

Regional
Indeks SPM Bidang Pendidikan HST Tertinggi Se- Kalsel, Bupati Aulia: Gambaran Pendidikan

Indeks SPM Bidang Pendidikan HST Tertinggi Se- Kalsel, Bupati Aulia: Gambaran Pendidikan

Regional
Sidak ke Toko Modern, Tim Gabungan di Solo Temukan Makanan Kedaluwarsa yang Masih Dijual

Sidak ke Toko Modern, Tim Gabungan di Solo Temukan Makanan Kedaluwarsa yang Masih Dijual

Regional
TNI AL Sita Rokok Ilegal Senilai Rp 2 Miliar di Labuan Bajo

TNI AL Sita Rokok Ilegal Senilai Rp 2 Miliar di Labuan Bajo

Regional
Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Kasus Nenek di Kupang yang Dituduh Santet Diselesaikan Secara Adat

Regional
PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

PDI-P Blora Masih Rahasiakan Caleg yang Isi Kursi DPRD

Regional
2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

2 Pembunuh Penjual Madu Baduy di Serang Banten Ditangkap

Regional
131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

131.703 Jiwa Terdampak Banjir Demak, Bupati Pastikan Bantuan Tersalurkan secara Bertahap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com