BANYUWANGI, KOMPAS.com - Banyuwangi memiliki tradisi endog-endogan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun.
Endog atau telur direbus kemudian dihias menggunkan kertas warna-warni yang sudah dibentuk menyerupai bunga.
Setelah itu, telur yang sudah dihias ditancapkan pada batang pohon pisang.
Telur yang sudah dihias ini kemudian diarak keliling kampung.
Baca juga: Banyuwangi Bakal Jadi Satu-satunya Tempat Pendidikan Pilot Seaplane di Asia Tenggara
Perajin kembang telur kebanjiran pesanan
Tradisi ini membawa berkah bagi perajin kembang telur di Banyuwangi.
Seperti yang diungkapkan Jumati, perajin kembang telur asal Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Banyuwangi.
Ia mengaku setiap tahun selalu menjual kembang telur dan banyak mendapat pesanan.
"Sambil menunggu pelanggan yang membeli baju, saya membuat dan menjual kembang telur," kata Jumati, Senin (18/10/2021).
Jumiati hanya menjual hiasan bunga untuk telur. Harganya yakni Rp 30.000 tiap 100 buah kembang atau bunga telur dengan motif sederhana.
Sementara untuk motif yang sedikit rumit dipatok Rp 80.000.
"Kita membuat motif kan banyak, ada yang biasa saja itu yang murah, dan ada juga motif yang bagus, tergantung pesanan," kata dia.
Baca juga: Bali Terima Wisatawan Internasional, Banyuwangi Kebut Vaksinasi untuk Lindungi Warganya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.