KUDUS, KOMPAS.com - Moch Imam Rofii warga Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengklaim uang tabungannya di Bank Mandiri sebesar Rp 5,8 miliar tiba-tiba raib.
Atas kejadian itu, Imam Rofi’i telah melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Kudus melalui kuasa hukumnya, Musafak Kasto pada Rabu (6/10/2021).
Perkara tersebut telah teregister dengan nomor perkara 59/Pdt.G/2021/PN Kds.
Baca juga: Target Vaksinasi Covid-19 Belum Tuntas, Kudus Berstatus PPKM Level 3, Ini Kata Bupati
Musafak menyebut kliennya tersebut merupakan nasabah Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus.
"Kejadian ini diketahui klien kami pada 31 Mei ketika hendak mengambil uang tunai Rp 20 juta di Bank Mandiri Cabang Karanganyar, Demak. Saat itu informasi dari teller, kartu ATM klien kami diblokir dan disarankan mengganti kartu ATM di Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus," terang Musafak dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
Imam Rofii kemudian mengurus pemblokiran kartu ATM miliknya ke Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus.
"Bahwa setelah dicek identitas, buku tabungan serta kartu ATM, kemudian kartu ATM klien kami diganti dengan kartu ATM Platinum baru dengan nomor 461xxxxxxxxxxxxx dan kartu lama digunting dimusnahkan," kata Musafak.
Baca juga: Uang Tabungan Rp 5,8 M di Rekening Raib, Nasabah Bank BUMN Ini Lapor ke Polisi
Setelah rampung mengurus ATM yang baru, kata Musafak, kliennya itu pun berhasil menarik uang sebesar Rp 20 juta.
Hanya saja, sambung Musafak, seketika itu juga kliennya tersebut langsung kaget melihat saldonya telah terkuras Rp 5,8 miliar.
"Usai klien kami menarik uang Rp 20 juta, klien kami lantas melakukan pengecekan saldo di buku tabungan yang ternyata hanya tersisa Rp 128 juta (Rp 128.680.480,45). Klien kami terkejut karena seharusnya saldo yang tersisa adalah Rp 5,9 miliar (Rp 5.948.774.486)," ungkap Musafak.
Merasa ada kejanggalan lantaran saldo rekening tetiba menghilang, Imam Rofii beserta saudaranya kemudian berupaya mengonfirmasi ke Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus.
Dari keterangan pihak bank, tercatat ada empat kali transaksi di rekening Imam Rofii pada 17 Mei 2021.
Rinciannya transfer Real Time Gross Settlement (RTGS) tanah bantul 2 sebesar Rp 2.000.030.000, kemudian transfer RTGS tanah bantul 1 sebesar Rp 2.000.030.000, transfer RTGS tanah sawah bantul sebesar Rp 1.300.030.000 dan penarikan tunai sebesar Rp 500 juta.
"Klien kami tidak merasa melakukan transaksi tersebut akhirnya ditunjukkan foto buku tabungan dan foto KTP orang yang melakukan transaksi di Bank Mandiri Cabang Magelang atas nama rekening klien kami. Setelah diteliti ternyata foto orang, tanda tangan dan pekerjaan serta tanggal penerbitan KTP berbeda dengan KTP klien kami. Ditambah lagi nama serta tanda tangan pada buku tabungan juga berbeda," jelas Musafak.
Baca juga: 378 Tablet di SMKN 5 Jember Raib, Ternyata Dicuri Staf TU Honorer
Dengan adanya dugaan pembobolan rekening milik kliennya tersebut, Musafak menilai Bank berpelat merah tersebut telah melakukan kelalaian, sehingga harus sudi mengganti rugi serta mengembalikan uang kliennya.
"Bank Mandiri telah lalai dan harus melakukan penggantian uang klien kami," tegas Musafak.
Juru Bicara Pengadilan Negeri Kudus Dewantoro membenarkan adanya pendaftaran gugatan dari Moch Imam Rofi'i melalui kuasa hukumnya terhadap PT Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus secara daring (e-Court) pada 6 Oktober 2021 dengan nomor perkara 59/Pdt.G/2021/PN Kds dengan klasifikasi perkara perbuatan melawan hukum.
Sidangnya sudah dijadwalkan pada 20 Oktober 2021 dengan agenda sidang pertama yang akan dipimpin Hakim Ketua Ahmad Buchori dan Hakim anggota Galih Bawono serta Rudi Hartoyo.
Berdasarkan petitumnya, penggugat mengajukan ganti rugi untuk kerugian materiil atas pembobolan rekening penggugat sebesar Rp 5,8 miliar.
Baca juga: Dana Nasabah Rp 1 Miliar Berkurang Tinggal Rp 1 Juta, Ternyata buat Judi Online Asisten Manajer Bank
Sedangkan kerugian immateriil (moril) Rp 50 miliar karena beban psikologi penggugat yang merasa kehilangan uang yang dipercayakan kepada tergugat serta pengurusan dugaan pembobolan rekening yang telah menghabiskan pikiran dan tenaga.
Gugatan lainnya, yakni menghukum tergugat untuk membayar uang paksa atau dwangsom kepada penggugat sebesar Rp50 juta tiap hari karena keterlambatan membayar, yang mulai dihitung sejak adanya putusan atas perkara tersebut.
"Benar, itu gugatan yang didaftarkan," kata Dewantoro.
Sementara itu Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus dana nasabahnya yang saldonya berkurang hingga Rp5,8 miliar kepada Bank Mandiri Pusat, termasuk menghadapi gugatan di Pengadilan Negeri Kudus.
Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus mengaku juga sudah menerima surat undangan persidangan dari Pengadilan Negeri Kudus.
"Sudah diteruskan ke Bank Mandiri Pusat dan yang akan memberikan pernyataan juga dari pusat langsung," kata Kepala Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus Prasetyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.