Pengusaha rumah makan omzet turun gara-gara proyek tak kunjung selesai
Dampak proyek IPAL juga dirasakan Sahrial (41). Pengusaha rumah makan ini mengaku mengalami penurunan penjualan.
Kata dia, biasa dalam sehari habis 20 kilogram beras, tapi setelah adanya proyek IPAL hanya habis 10 kilogram.
"Sangat berdampak ke usaha saya. Jalan kan saat ini banyak yang rusak, jadi orang malas datang ke sini," ujar Sahrial saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.
Selain itu, ia juga mengeluhkan banjir akibat saliran air tertutup material proyek.
Menurutnya, banjir di badan jalan terjadi setiap kali hujan deras.
Bahkan, Sahrial menyebut sudah banyak pengendara sepeda motor yang jatuh akibat jalan berlubang.
"Banyak sekali yang jatuh di Jalan Mangga ini. Ada yang karena lubang dan ada juga tertabrak besi proyek," sebut Sahrial.
"Dulu jalannya bagus dan mulus..."
Sementara itu, warga lainnya, Safri Basir mengaku tak masalah jalan rusak sementara.
Menurutnya, pembangunan IPAL ini demi pengolahan limbah yang lebih baik ke depannya.
"Kalau terganggu ya jelas terganggu. Tapi, proyek ini kan bagus limbah diolah dengan baik. Kita sebagai masyarakat harus berjiwa besar. Jalan rusak karena proyek itu biasa, nanti kan diperbaiki lagi. Ini kan demi kepentingan masyarakat juga," kata Safri.
Warga memang mendukung pembangunan IPAL tesebut sebagai upaya pengolahan limbah jangka panjang.
Namun, warga meminta pengerjaannya harus dikebut supaya dampaknya tidak semakin lama.
"Dulu jalannya bagus dan mulus, sekarang banyak rusak. Jadi, kami minta proyek ini cepat diselesaikan dan jalan yang rusak tolong diperbaiki lagi," tambah Fikri (26) warga Jalan Mangga.