Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek IPAL Bikin Jalan Rusak, Banjir, hingga Ganggu Usaha Warga, Wali Kota Pekanbaru Minta Maaf

Kompas.com - 01/10/2021, 15:54 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di wilayah Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau, membuat banyak warga mengeluh.

Pasalnya, dampak pengerjaan proyek itu mengganggu aktivitas warga.

Seperti banyak ruas jalan yang rusak berlobang, mengakibatkan banjir saat hujan deras turun hingga berdampak kepada penghasil pedagang kecil di pinggir jalan.

Pantauan Kompas.com, Jumat (1/10/2021), pengerjaan proyek IPAL masih tengah berjalan.

Di antaranya, di kawasan Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Mangga, Jalan Durian, dan Jalan Balam.

Baca juga: Sekda Pekanbaru Janji Tarik Semua Kendaraan Dinas yang Masih Dikuasai Eks Pejabat

Sebagian jalan ada yang ditutup dan dialihkan. Ada pula jalan buka tutup untuk mengurai kemacetan. Arus lalu lintas tampak begitu terganggu.

Selain itu, ruas jalan banyak rusak berlubang dibagian proyek yang sudah dikerjakan.

Dani (28) seorang warga Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Sukajadi, mengaku mengeluhkan banyak jalan yang rusak.

"Ya, jalan rusak ini sangat mengganggu aktivitas kami. Kalau hujan berlumpur, kalau panas berdebu," akui Dani saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.

Ia mengaku sudah setahun melewati jalan rusak akibat proyek IPAL yang tak kunjung selesai itu.

Baca juga: Beredar Video Pria di Pekanbaru Mengamuk karena Hasil Swab yang Diterimanya, Ini Penjelasan RS

2 tahun proyek IPAL, ganggu usaha warga

Warga tempatan lainnya, Antoni (52), menyebut pengerjaan proyek IPAL itu sudah berjalan dua tahun.

Namun, selama proyek Kementerian PUPR itu dimulai, dirinya mengeluhkan dampaknya.

Mulai dari banjir hingga debu yang masuk ke rumah dan tempat usaha foto copy milik Antoni.

"Lihatlah jalan depan rumah saya, sudah hancur banyak lubang. Kalau hujan selalu banjir, karena saluran air sudah tertutup material proyek itu," akui Antoni saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.

Baca juga: 110 Anak di Pekanbaru Kehilangan Orangtua akibat Pandemi Covid-19

Kondisi itu juga berdampak kepada usah foto copy miliknya.

Bahkan, menurut dia, ada beberapa usaha yang sudah tutup akibat dampak proyek terhadap roda perekonomian.

"Usaha foto copy di sebelah saya sudah tutup dan tempat biasa saya sarapan pagi juga tutup. Karena kan jalan ditutup, kemudian banyak debu, sedangkan usaha di pinggir jalan. Sangat berdampak kepada usaha kami. Belum lagi banjir saat hujan.

Saya minggu depan pindah usaha ke tempat yang lebih aman," kata Antoni.

 

Pengusaha rumah makan omzet turun gara-gara proyek tak kunjung selesai

Dampak proyek IPAL juga dirasakan Sahrial (41). Pengusaha rumah makan ini mengaku mengalami penurunan penjualan.

Kata dia, biasa dalam sehari habis 20 kilogram beras, tapi setelah adanya proyek IPAL hanya habis 10 kilogram.

"Sangat berdampak ke usaha saya. Jalan kan saat ini banyak yang rusak, jadi orang malas datang ke sini," ujar Sahrial saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.

Selain itu, ia juga mengeluhkan banjir akibat saliran air tertutup material proyek.

Menurutnya, banjir di badan jalan terjadi setiap kali hujan deras.

Bahkan, Sahrial menyebut sudah banyak pengendara sepeda motor yang jatuh akibat jalan berlubang.

"Banyak sekali yang jatuh di Jalan Mangga ini. Ada yang karena lubang dan ada juga tertabrak besi proyek," sebut Sahrial.

"Dulu jalannya bagus dan mulus..."

Sementara itu, warga lainnya, Safri Basir mengaku tak masalah jalan rusak sementara.

Menurutnya, pembangunan IPAL ini demi pengolahan limbah yang lebih baik ke depannya.

"Kalau terganggu ya jelas terganggu. Tapi, proyek ini kan bagus limbah diolah dengan baik. Kita sebagai masyarakat harus berjiwa besar. Jalan rusak karena proyek itu biasa, nanti kan diperbaiki lagi. Ini kan demi kepentingan masyarakat juga," kata Safri.

Warga memang mendukung pembangunan IPAL tesebut sebagai upaya pengolahan limbah jangka panjang.

Namun, warga meminta pengerjaannya harus dikebut supaya dampaknya tidak semakin lama.

"Dulu jalannya bagus dan mulus, sekarang banyak rusak. Jadi, kami minta proyek ini cepat diselesaikan dan jalan yang rusak tolong diperbaiki lagi," tambah Fikri (26) warga Jalan Mangga.

 

Banyak warga mengadu

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru sebelumnya sudah banyak menerima aduan masyarakat terkait kerugian yang disebabkan proyek IPAL itu.

Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi mengatakan, Pemkot Pekanbaru sudah lama meminta agar pihak Balai Infrastruktur Wilayah di Kementerian PUPR segera menggesa proyek tersebut.

Namun, hingga saat ini proyek tersebut masih dalam pengerjaan.

"Kita sudah pernah sampaikan waktu itu, kalau Pemkot, ya maunya segera diselesaikan," ujar kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Ia menyebut, keluhan warga dari proyek itu, seperti jalanan macet dan akses jalan yang sulit dilalui terutama saat hujan.

Lalu, kondisi jalan berlubang ditutup air, membahayakan pengendara.

"Banyak yang mengadu, jalanan susah, macet. Bahkan itu juga berpotensi mengganggu usaha warga di kawasannya,"  kata Ayat.

Wali Kota Pekanbaru minta maaf

Wali Kota Pekanbaru Firdaus menyampaikan maaf setelah menerima keluhan warga.

Menurutnya, pembangunan proyek itu tentu akan ada gangguan.

"Kalau namanya proyek tentu ada gangguan, tapi itu juga selama konstruksi. IPAL ini adalah program pemerintah pusat, kita mendukung dan apa saja persoalan kita turun," kata Firdaus saat diwawancarai wartawan usai rapat di Balai Janggi Gedung Daerah Riau di Kota Pekanbaru, Kamis (30/9/2021).

Keluhan warga sudah banyak diterima Firdaus. Seperti arus lalu lintas macet, jalan rusak dan sebagainya.

Namun, Firdaus mengaku keluhan dari rakyatnya itu disampaikannya kepada Kementerian PUPR.

"Keluhan masyarakat kami sampaikan ke Kementerian (PUPR). Ada gangguan lalu lintas, pelayanan dan lainnya. Kami atas nama pemerintah, pemerintah provinsi dan Kementerian meminta maaf atas ketidaknyamanan ini," ucap Firdaus.

Ia menambahkan, proyek IPAL ini akan selesai pada akhir tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com