Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Warga Samarinda Ramai-ramai Adang Truk Saat "Hauling" Batubara

Kompas.com - 29/09/2021, 08:09 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Aktivitas pertambangan batubara diduga ilegal di kawasan Muang Dalam, Lempake Samarinda, Kalimantan Timur, mendapat penolakan dari warga, Sabtu (25/9/2021) malam.

Puluhan warga ramai-ramai mengadang lalu lintas truk tambang di lokasi itu saat hendak melakukan aktivitas bongkar muat.

Peristiwa itu direkam kamera dan videonya ramai direspons pengguna jagat maya.

Baca juga: Pemodal Tambang Ilegal Dekat Makam Pasien Covid-19 di Samarinda Ditangkap

Seorang warga ikut dalam aksi pengadangan Wati mengatakan, kejadian bermula ketika beredar informasi akan dilakukan pengangkutan (hauling) batubara.

Informasi itu tersebar luas antar warga. Warga ramai-ramai berkumpul di titik jalan yang sering dilintasi truk tambang.

"Ada yang beri info akan ada hauling. Antar-warga saling ajak kemudian terkumpul hampir 90-an orang malam itu. Akhirnya warga setop truk suruh pulang," ungkap Wati kepada Kompas.com, Selasa (28/9/2021).

Menurut Wati, warga setempat sering didatangi preman. Karena itu, ia tak ingin identitasnya dibuka demi keselamatan.

Dari dokumentasi video yang diperlihatkan warga ke Kompas.com terlihat tujuh truk diminta putar balik malam itu. Padahal, truk-truk itu hendak mengangkut batubara dari titik galian.

Malam itu, cerita warga ini, sempat terjadi negosiasi antara penambang dengan warga.

Sekitar tujuh orang mengaku sebagai penambang menemui warga usai truk mereka ditahan.

Baca juga: Warga Berlomba-lomba Gali Emas sampai Picu Perkelahian, Tambang Ilegal Ini Ditutup

Para penambang memohon kepada warga agar malam itu diberi toleransi untuk mengangkut batu bara. Setelah itu, mereka akan setop pertambangan di kawasan situ.

"Tapi warga tetap menolak. Tapi bos tambang itu bilang, kalau kami ditutup semua tambang di sini harus ditutup, katanya ada 24 titik," kata Wati.

Negosiasi malam itu menemui jalan buntu. Warga keras menolak aktivitas pertambangan di sekitar pemukiman mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com