Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Warga Samarinda Ramai-ramai Adang Truk Saat "Hauling" Batubara

Kompas.com - 29/09/2021, 08:09 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Selain bikin banjir, lalu lintas kendaraan tambang juga merusak jalan.

Ada warga yang mengaku tembok rumah retak gara-gara getaran aktivitas pertambangan maupun lalu lintas kendaraan besar yang menggunakan jalan warga.

Malam saat negosiasi, kata Wati, bos tambang juga sempat emosi.

"Bos tambang itu bilang kami masuk ke sini bayar. Warga tanya bayar sama siapa. Bayar semua sama (ketua) RT, tarif beda-beda. Sampean buka kartu sendiri. Jadi kami berpikir ya, ya Allah ini ada campur tangan RT. Kami di sini ada 5 RT," terang Wati.

Awak media mendatangi dua rumah Ketua RT setempat dua hari lalu, namun keduanya tak berada di lokasi.

Pengakuan orang dalam rumah dari dua rumah didatangi, ketua RT sedang ke luar kota.

Kapolsek Sungai Pinang Kompol Muhammad Jufri Rana membenarkan warga menolak aktivitas pertambangan hingga menahan truk tambang yang diduga ilegal itu.

"Iya informasi dari Babinkamtibmas mereka ada pertemuan antara warga dan penambang malam itu. Tapi warga menolak (beri izin hauling)," ungkap dia.

Jufri klaim selama ini warga tidak melapor adanya aktivitas pertambangan diduga ilegal tersebut. Sehingga, kata dia, polisi tak mengambil langkah hukum.

"Kita baru tahu setelah ada ribut-ribut itu (warga tahan truk suruh putar balik)," tutur dia.

Di lokasi sama, pada awal September lalu warga di kawasan ini pernah merasakan luapan banjir yang membawa bongkahan batu bara masuk areal pekarangan rumah.

Peristiwa itu didokumentasikan warga hingga ramai dibagikan di media sosial.

Dari video, saat itu emas hitam berserakan di kebun jagung seorang warga setempat. Selain kebun, teras rumah warga dipenuhi ceceran batubara, pada Jumat (3/9/2021).

Sejak itu, warga mulai muak. Mereka sebenarnya tak ingin ada aktivitas tambang di daerah sekitar.

Namun, warga tak punya kekuatan melawan penambang. Warga klaim sudah melapor ke Polsek hingga Polda Kaltim, namun tak ada penindakan.

Menurut warga, aktivitas pertambangan yang diduga ilegal itu sudah terjadi bertahun-tahun tapi jarang tersentuh hukum.

Padahal, hampir setiap hari, siang-malam lalu lintas truk padat melintasi jalan pemukiman warga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com