Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Atlet Disabilitas untuk Presiden Jokowi: Tolong Perlakukan Kami Sama

Kompas.com - 18/09/2021, 11:23 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Atlet disabilitas asal Garut, Rihan Firdaus meminta Presiden Joko Widodo untuk memberikan perhatian yang sama.

Sebab saat ini ia melihat, perhatian yang diberikan pemerintah terhadap atlet disabilitas belum sama. Baik dari sisi hadiah ataupun kesejahteraan.

"Saya hanya berpesan (pada Jokowi) tolong perlakukan kami sama (dengan atlet non-disabilitas)," ujar Rihan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/9/2021) malam.

Baca juga: Cerita Rihan, Atlet Disabilitas Peraih 2 Perunggu Porda Jabar, Hidup dari Honor Sopir, Utang ke Tetangga karena Pandemi, hingga Dianiaya Preman

Misalnya dari segi hadiah. Bila juara 1 atlet nondisabilitas mendapat Rp 100 juta, maka atlet disabilitas dengan prestasi serupa pun harus mendapatkan jumlah yang sama.

Begitupun dengan kesejahteraan para atlet.

Menurut pengalamannya mengikuti kejuaraan, ia hanya mendapat uang saku per bulan sebagai atlet hanya enam bulan selama event. Besarannya sekitar Rp 150.000-Rp 300.000.

"Saya lupa berapa sudah lama. Kalau tidak salah sekitar Rp 150.000 sampai Rp 300.000 per bulan. Setelah itu enggak dapat apa-apa lagi," katanya.

Baca juga: Berjuang Tanpa Anggaran, Atlet Disabilitas NPCI Garut Bertekad Pertahankan 5 Besar Porda Jabar

Tak banyak apresiasi atas dua perunggu yang diraih

Uang lain yang ia terima adalah uang saku selama perlombaan berlangsung, serta hadiah medali perunggu yang diperolehnya.

Rihan mengaku lupa besaran hadiah dari dua perunggu yang diperolehnya. Namun yang pasti, jumlahnya lebih kecil dari yang didapat atlet non disabilitas.

Selain itu, ia tidak mendapatkan apapun. Bahkan untuk latihan gabungan, ia harus mengeluarkan uang sendiri.

Baca juga: Perjuangan Atlet Disabilitas, Hidupi Keluarga sebagai Sopir Bus, Kini Dirawat Setelah Jadi Korban Penganiayaan

 

Keluarkan uang sendiri untuk biaya latihan

Biasanya sekali latihan ia mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk membeli makanan dan minuman serta ongkos dari rumahnya ke tempat latihan.

Karena kesejahteraannya yang kecil itu pulalah, ia menggantungkan hidupnya dari penghasilannya menjadi sopir bus. Kalau lagi bagus, sehari ia bisa mendapat Rp 100.000.

Namun selama pandemi, ia tidak bisa bekerja karena pemberlakukan PSBB dan PPKM yang berjilid-jilid.

Sementara itu, Dewan Pertimbangan National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Garut, Andi Supriadi mengaku tak mendapatkan anggaran sepeserpun untuk latihan dan pengembangan atlet disabilitas tahun ini.

Meski demikian pihaknya bertekad mempertahankan posisi lima yang diraihnya dalam Porda 2018 di Bogor.

"Kami bertekad mempertahankan lima besar di Porda Jabar 2022 di Bekasi nanti," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com