BANDUNG, KOMPAS.com - Atlet disabilitas asal Garut, Rihan Firdaus meminta Presiden Joko Widodo untuk memberikan perhatian yang sama.
Sebab saat ini ia melihat, perhatian yang diberikan pemerintah terhadap atlet disabilitas belum sama. Baik dari sisi hadiah ataupun kesejahteraan.
"Saya hanya berpesan (pada Jokowi) tolong perlakukan kami sama (dengan atlet non-disabilitas)," ujar Rihan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/9/2021) malam.
Misalnya dari segi hadiah. Bila juara 1 atlet nondisabilitas mendapat Rp 100 juta, maka atlet disabilitas dengan prestasi serupa pun harus mendapatkan jumlah yang sama.
Begitupun dengan kesejahteraan para atlet.
Menurut pengalamannya mengikuti kejuaraan, ia hanya mendapat uang saku per bulan sebagai atlet hanya enam bulan selama event. Besarannya sekitar Rp 150.000-Rp 300.000.
"Saya lupa berapa sudah lama. Kalau tidak salah sekitar Rp 150.000 sampai Rp 300.000 per bulan. Setelah itu enggak dapat apa-apa lagi," katanya.
Baca juga: Berjuang Tanpa Anggaran, Atlet Disabilitas NPCI Garut Bertekad Pertahankan 5 Besar Porda Jabar
Tak banyak apresiasi atas dua perunggu yang diraih
Uang lain yang ia terima adalah uang saku selama perlombaan berlangsung, serta hadiah medali perunggu yang diperolehnya.
Rihan mengaku lupa besaran hadiah dari dua perunggu yang diperolehnya. Namun yang pasti, jumlahnya lebih kecil dari yang didapat atlet non disabilitas.
Selain itu, ia tidak mendapatkan apapun. Bahkan untuk latihan gabungan, ia harus mengeluarkan uang sendiri.
Keluarkan uang sendiri untuk biaya latihan
Biasanya sekali latihan ia mengeluarkan uang Rp 50.000 untuk membeli makanan dan minuman serta ongkos dari rumahnya ke tempat latihan.
Karena kesejahteraannya yang kecil itu pulalah, ia menggantungkan hidupnya dari penghasilannya menjadi sopir bus. Kalau lagi bagus, sehari ia bisa mendapat Rp 100.000.
Namun selama pandemi, ia tidak bisa bekerja karena pemberlakukan PSBB dan PPKM yang berjilid-jilid.
Sementara itu, Dewan Pertimbangan National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Garut, Andi Supriadi mengaku tak mendapatkan anggaran sepeserpun untuk latihan dan pengembangan atlet disabilitas tahun ini.
Meski demikian pihaknya bertekad mempertahankan posisi lima yang diraihnya dalam Porda 2018 di Bogor.
"Kami bertekad mempertahankan lima besar di Porda Jabar 2022 di Bekasi nanti," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.