Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Lokasi JFC 2022, Ini Profil dan Sejarah Kabupaten Jember

Kompas.com - Diperbarui 06/08/2022, 09:11 WIB
Rachmawati

Editor

Asal-usul nama Jember

Dikutip dari penelitian Aryani Ayu W dari FKIP Universitas Jember yang berjudul Nama diri Pendalungan Jember dalam Keberaknaan Sosial Budaya disebutkan jika belum ada kajian yang pasti mengenai asal usul nama "Jember".

Hanya saja orang-orang sebelum abad ke-16 yang melewati wilayah Jember yang menyebutnya sebagai daerah yang jembrek atau becek.

Kitab Negarakretagama pupuh XXIII mencatat perjalanan Hayam Wuruk  ke Puger dan dilanjutkan ke Bondowoso terus ke Situbondo.

Puger saat ini adalah salah satu nama kecamatan di Kabupaten Jember. Disebutkan kereta yang dinaiki Hayamwuruk sulit berjalan saat melintasi Puger karena jalanan yang sangat sukar, berlumut, dan licin. Lalu disebut jembrek atau becek.

Baca juga: Cerita Kepala OJK Jember Jajal Pinjol Ilegal, Pinjam Rp 1 Juta Hanya Dikirim Rp 700.000

Namun ada penemuan jenis manusia purba homo sapien di daerah watangan Puger pada 1939 oleh para naturalis kolonial yang menandakan jika Jember adalah wilayah yang sangat subur.

Penamaan daerah ‘Jember’ begitu populer setelah orang-orang dari daerah lain bermigrasi ke daerah Jember, di antaranya etnik Mandar dari Sulawesi, Tionghoa, Arab, mayoritas etnik Madura, dan mayoritas etnik Jawa.

Tidak ada yang mengakui bahwa mereka orang asli Jember, melainkan keturunan dari suku asal yang berada di Jember.

Ketika ditugaskan di Jember tepatnya tahun 1825 dan orang-orang Madura melihat wilayah Jember yang berlumpur sama seperti catatan Negarakretagama pupuh XXIII.

Baca juga: Sejumlah Siswi di Jember Dinikahkan Selama Sekolah Daring, Pelajar Minta Presiden Izinkan PTM

Foto pekerja di gudang penyortiran perusahaan tembakau Soemberbahroe, Djatiroto, Jember yang diambil tahun 1920digitalcollections.universiteitleiden Foto pekerja di gudang penyortiran perusahaan tembakau Soemberbahroe, Djatiroto, Jember yang diambil tahun 1920
Etnik mayoritas Madura yang bermigrasi dalam jumlah besar ke daerah Jember menyebut kawasan yang ia tinggali sebagai jhembar, yang berarti sebuah tanah yang luas.

Namun tidak berarti seluruhnya berlumpur. Karena di daerah yang dulunya bernama Besini merupakan tempat yang hijau dan subur. Wilayah tersebut sekarang disebut wilayah Puger.

Itulah mengapa kemudian Jember tidak disebut sebagai ‘wilayah taklukan’, ‘bekas kerajaan’, atau pun ‘nama pemberian jajahan’ karena nama Jember merupakan ungkapan dari orang-orang yang bermigrasi ke daerah Jember, terutama Madura dan Jawa.

Baca juga: Sejumlah Siswa di Jember Mengundurkan Diri Selama Belajar Daring, Alasannya Menikah hingga Hamil

Sementara itu di masa kerajaan, Jember menjadi bagian dari kekuasaan Blambangan yang awalnya dikuasai oleh Mengwi, seorang penguasa berdarah Hindu Bali.

Mengwi menggunakan Blambangan sebagai perbatasan untuk menghadang pasukan Islam pimpinan Demak.

Setelah Demak mengalami kehancuran, Mengwi harus berhadapan dengan Pakubuwana II dari kerajaan Mataram Islam.

Sedangkan di sisi lain, para pedagang Inggris yang tiba di Blambangan, melihat daerah di ujung timur Jawa sangat berpotensi membantu usaha England India Company (EIC) memonopoli perdagangan dunia.

Baca juga: Tempat Karaoke di Jember Boleh Buka, Dibatasi sampai Pukul 22.00 WIB

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Surabaya
Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com