Dikutip dari penelitian Aryani Ayu W dari FKIP Universitas Jember yang berjudul Nama diri Pendalungan Jember dalam Keberaknaan Sosial Budaya disebutkan jika belum ada kajian yang pasti mengenai asal usul nama "Jember".
Hanya saja orang-orang sebelum abad ke-16 yang melewati wilayah Jember yang menyebutnya sebagai daerah yang jembrek atau becek.
Kitab Negarakretagama pupuh XXIII mencatat perjalanan Hayam Wuruk ke Puger dan dilanjutkan ke Bondowoso terus ke Situbondo.
Puger saat ini adalah salah satu nama kecamatan di Kabupaten Jember. Disebutkan kereta yang dinaiki Hayamwuruk sulit berjalan saat melintasi Puger karena jalanan yang sangat sukar, berlumut, dan licin. Lalu disebut jembrek atau becek.
Baca juga: Cerita Kepala OJK Jember Jajal Pinjol Ilegal, Pinjam Rp 1 Juta Hanya Dikirim Rp 700.000
Namun ada penemuan jenis manusia purba homo sapien di daerah watangan Puger pada 1939 oleh para naturalis kolonial yang menandakan jika Jember adalah wilayah yang sangat subur.
Penamaan daerah ‘Jember’ begitu populer setelah orang-orang dari daerah lain bermigrasi ke daerah Jember, di antaranya etnik Mandar dari Sulawesi, Tionghoa, Arab, mayoritas etnik Madura, dan mayoritas etnik Jawa.
Tidak ada yang mengakui bahwa mereka orang asli Jember, melainkan keturunan dari suku asal yang berada di Jember.
Ketika ditugaskan di Jember tepatnya tahun 1825 dan orang-orang Madura melihat wilayah Jember yang berlumpur sama seperti catatan Negarakretagama pupuh XXIII.
Baca juga: Sejumlah Siswi di Jember Dinikahkan Selama Sekolah Daring, Pelajar Minta Presiden Izinkan PTM
Namun tidak berarti seluruhnya berlumpur. Karena di daerah yang dulunya bernama Besini merupakan tempat yang hijau dan subur. Wilayah tersebut sekarang disebut wilayah Puger.
Itulah mengapa kemudian Jember tidak disebut sebagai ‘wilayah taklukan’, ‘bekas kerajaan’, atau pun ‘nama pemberian jajahan’ karena nama Jember merupakan ungkapan dari orang-orang yang bermigrasi ke daerah Jember, terutama Madura dan Jawa.
Baca juga: Sejumlah Siswa di Jember Mengundurkan Diri Selama Belajar Daring, Alasannya Menikah hingga Hamil
Sementara itu di masa kerajaan, Jember menjadi bagian dari kekuasaan Blambangan yang awalnya dikuasai oleh Mengwi, seorang penguasa berdarah Hindu Bali.
Mengwi menggunakan Blambangan sebagai perbatasan untuk menghadang pasukan Islam pimpinan Demak.
Setelah Demak mengalami kehancuran, Mengwi harus berhadapan dengan Pakubuwana II dari kerajaan Mataram Islam.
Sedangkan di sisi lain, para pedagang Inggris yang tiba di Blambangan, melihat daerah di ujung timur Jawa sangat berpotensi membantu usaha England India Company (EIC) memonopoli perdagangan dunia.
Baca juga: Tempat Karaoke di Jember Boleh Buka, Dibatasi sampai Pukul 22.00 WIB