KOMPAS.com - Siswanto (38) alias Siboen Nugroho adalah Youtuber lulusan SD asal Kabupaten Banyumas. Awalnya, konten Youtube Siboen berisi tutorial memperbaiki sepeda motor.
Ia membuat konten hanya dengan bermodalkan telepon pintar dengan spesifikasi seadanya. Untuk mengunggah video, ia menumpang menggunakan WIFI di balai desa.
Kini ia mendapatkan penghasilan puluhan juta rupiah dari 10 chanel yang ia kelola.
Sementara itu di Ciamis, Cahyono Putra (17), siswa SMK meninggal dunia sehari setelah suntik vaksin Covid-19 pada Rabu (1/9/2021).
Sebelum ditemukan meninggal dunia di dalam kamar, Cahyono sempat mengeluhkan badannya yang terasa nyeri dan lemas usai suntik vaksin.
Cahyono diketahui sedang dalam kondisi pemulihan pengobatan penyakit lambung saat menerima vaksin.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer Nusantara selengkapnya:
Ia saat ini mengelola 10 chanel Youtube dengan penghasilan mencapai Rp 50 juta per bulan. Bahkan di tahun 2019, ia pernah mendapatkan uang hingga Rp 150 juta per bulan.
"Tahun 2019 pernah sampai Rp 150 juta, tapi tahun 2020 mulai turun, terus turun-turun. Sekarang rata-rata per bulan sekitar Rp 50 juta, dari 10 channel yang saya miliki," ungkap Siboen.
Baca juga: Dituduh Lakukan Pesugihan, Siboen Akhirnya Membuat Kampung YouTuber (3)
Dengan kesuksesannya itu, baru-baru ini ia mendapatkan penghargaan dari Menteri Sosial Tri Rismaharini sebagai pemuda kreatif lulusan panti rehabilitasi sosial.
Hingga saat ini akun YouTube Siboen channel ini memiliki 1,28 juta subcriber.
Selain Siboen channel, ia juga membuat bebeberapa akun YouTube dengan konten yang berbeda. Antara lain, Siboen Misteri, Siboen Vlog, Siboen Viva, Siboen Seven dan lainnya.
Awal-awal menjadi Youtuber, ia mengunggah video dengan menumpang WiFi di balai desa.
"Nge-upload video durasi tiga menit bisa berjam-jam, maklum wifi desa," ujar Siboen.
Baca juga: Kisah Siboen, YouTuber Lulusan SD Berpenghasilan Capai Rp 150 Juta per Bulan (1)
Ibu kandung Cahyono, Ani Anggraeni (40) mengatakan, anaknya sebenarnya dalam kondisi pemulihan pengobatan penyakit lambung.
Bahkan, Cahyono masih mengonsumsi sisa obat penyakit lambungnya saat ikut belajar tatap muka di sekolah dan saat proses vaksinasi.
Sebelum disuntik vaksin, menurut Ani, Cahyono juga telah menyampaikan informasi mengenai riwayat penyakit dan pengobatan kepada petugas vaksinasi.
Usai vaksin, Cahyono sempat mengeluhkan merasaka nyeri dan lemas. Ia kemudian ditemukan meninggal di dalam kamarnya.
Baca juga: Pelajar SMK Meninggal Usai Divaksin, Ternyata Sedang dalam Pengobatan
Sang pemilik terkejut lantaran pada bagian paha sapi miliknya terdapat tulisan 'B Lopo', yang tak lain adalah nama pencuri sapi.
Sapi itu juga pulang dalam kondisi terikat tali dan terdapat cap bertulis 'DP' di bagian lain tubuhnya. Selain itu tanduk dan telinga sapi terlihat telah dipotong.
Tulisan tersebut membuka jalan bagi petugas kepolisian untuk menemukan dan meringkus pelaku yang bernama Benyamin Lopo (47) yang tak lain tetangga satu desa dari pemilik sapi.
Baca juga: Sapi Curian Tiba-tiba Pulang ke Rumah Pemilik, di Tubuhnya Tertulis Nama Pencuri
Meski demikian, di sisi lain, pihak rumah sakit tetap menilai Nenek Lasmi menyalahi aturan.
Menurut Direktur RSAM Lampung Lukman Pura saat pandemi semua akses masuk ke rumah sakit sangat terbatas.
"Jangankan pedagang, pengunjung dan pasien saja dibatasi," kata Lukman kepada wartawan, Rabu (8/9/2021).
Bahkan, Lukman mengatakan, keberadaan para pedagang kecil seperti Nenek Lasmi sangat bisa membawa penyebaran Covid-19 ke dalam lingkungan rumah sakit.
"Seorang ahli jantung, perawat jantung, terkontaminasi oleh kunjungan tipikal nenek ini. Dia (pedagang) yang membawa infeksi kepada perawat saya. Perawat jantung saya, pengalaman 30 tahun, mati oleh kunjungan Nenek ini," kata Lukman.
Baca juga: Direktur RSAM: Ahli Jantung Saya Meninggal karena Orang Semacam Nenek Lasmi
Peristiwa tersebut terjadi saat rombongan Darem di perjalanan hendak menuju Kisor untuk meninjau pos koramil yang diserang kelompok separatis beberapa waktu lalu.
Saa melintas di Kampung Kamat, rombongan mendapati jembatan yang sengaja dirusak.
Setelah itu, rombongan Danrem melihat sekelompok orang yang menenteng senjata api, yang diduga adalah kelompok KNPB.
Tim gabungan TNI-Polri kemudian melakukan pengejaran terhadap kelompok itu. Kelompok KNPB disebut lari ke dalam hutan, sampai akhirnya terjadi kontak senjata.
Baca juga: Rombongan Danrem Brigjen TNI Indra Heri Baku Tembak dengan KNPB di Papua Barat, Begini Kronologinya
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain, Irwan Nugraha, Sigiranus Marutho Bere, Tri Purna Jaya, Maichel | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Abba Gabrillin, Pythag Kurniati, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.