Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurus Ponpes di Demak Diduga Aniaya Santri, Bermula Ingatkan Korban untuk Tidur

Kompas.com - 06/09/2021, 07:10 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Buntut beredarnya video yang memperlihatkan kekerasan terhadap anak di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, polisi mengamankan seorang pria.

Kepala Kepolisian Resor Demak AKBP Budi Adhy Buono mengatakan, pria tersebut diamankan untuk dimintai keterangan.

"Korban sudah dilakukan pemeriksaan dan pelaku sudah diamankan di Mapolres Demak," ujarnya.

Usai video tersebut beredar, membuat anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Demak, Tatiek Soelistijani, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke ponpes tersebut.

Baca juga: Beredar Video Penganiayaan Anak di Ponpes, Anggota DPRD Demak Langsung Sidak

Pondok pesantren untuk putra dan putri itu mayoritas dihuni santri yang rata rata berusia 7-13 tahun.

"Tadi pagi kami datang ke sini untuk klarifikasi kejadian sebenarnya. Apalagi videonya sudah menyebar luas di masyarakat. Kalau melihat vidieonya, sudah hukum rimba yang diberlakukan," ucapnya, Minggu (5/9/2021).

Ketika Tatiek tiba di lokasi, ponpes terlihat sepi.

Tatiek mengatakan, pengasuh maupun pengurus pondok tidak berada di tempat. Sementara para santri sedang ada kegiatan di luar.

Ia ditemui oleh seorang pengurus. Namun, pengurus tersebut tidak dapat memberikan keterangan banyak soal peristiwa itu.

Baca juga: Diduga Aniaya Santri, Seorang Pengurus Ponpes Diamankan Polisi

 

Kronologi

Berdasarkan temuannya, dugaan penganiayaan itu berlangsung di salah satu kamar pondok putra. Peristiwa terjadi pada Minggu (5/9/2021) dini hari.

Kejadian bermula saat pria yang diduga pengurus pondok mengingatkan santri untuk segera tidur.

Akan tetapi, terang Tatiek, jawaban santri membuat pria tersebut marah, dan kemudian melakukan kekerasan fisik.

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Sadis Banjarnegara, Suami Adang Istri Saat Pulang Kerja dan Aniaya hingga Tewas

“Apa pun kesalahan anak, kalau pengurus sampai menganiaya tetap itu pelanggaran hukum," jelasnya.

Tatiek menuturkan, santri yang dititipkan di pondok merupakan amanah dari wali santri yang wajib dijaga oleh pengurus.

"Apapun itu, tindakan kekerasan tidak bisa dibenarkan. Kekerasan di usia dini akan berimbas ke psikis anak di kemudian hari," sebutnya.

Video viral

Dugaan penganiayaan terhadap santri anak-anak di salah satu ponpes di Demak ini sempat terekam dalam video. Video tersebut kemudian viral.

Dalam video berdurasi 1 menit 6 detik itu tampak seorang pria dewasa menganiaya sejumlah anak yang sedang berbaring.

Baca juga: Oknum Kades Aniaya hingga Babak Belur Biduan Setelah Karaokean

Selain melakukan kekerasan fisik, pria yang diduga pengurus pondok itu terdengar sempat mengeluarkan bentakan kepada santri anak-anak.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Demak, Ari Widodo | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com