Selain menggunakan polybag untuk menanam stroberi, warga juga memanfaatkan kembali botol-botol plastik bekas air mineral, plastik bekas minyak goreng, dan juga paralon.
“Kalau polybag ini beli satunya Rp 12.000 ada juga yang pakai botol bekas, plastik bekas minyak goreng 2 liter. Kalau modal awal enggak hitung, karena saya tidak merokok bisa menyisihkan,” kata dia.
Supriadi mengatakan, tanaman andalan di kampung itu adalah stroberi.
Warga bahkan membudidayakan beraneka jenis stroberi, seperti stroberi California, Mirlan, Manohara, Manora, Kelly, mencir.
“Kalau Mirlan ini bunganya berwarna pink di sini sudah berbuah. Nah, Kelly ini yang sulit berkembangnya disini sampai sekarang belum berbuah,” kata dia.
Baca juga: Resep Bubur Oatmeal Cokelat, Tambah Irisan Stroberi Segar
Tidak hanya berhenti pada menanam dan memanen, kampung stroberi ini juga berinovasi dengan hasil panen tersebut.
Stroberi diolah oleh ibu-ibu PKK Kampung Muja Muju menjadi berbagai camilan seperti dodol stroberi, coklat stroberi hingga keripik daun stroberi.
“Kita olah lagi jadi dodol, coklat stroberi, dan daunnya dijadikan keripik daun stroberi,” kata dia.
Kurang lebih tiga tahun mengembangkan tanaman ini, warga juga mengalami berbagai masalah.
Mulanya, tanaman stroberi sempat diserang penyakit, sehingga daun-daunnya mengering.
Namun, Supriadi dan kawan-kawan tidak kehilangan akal.
Mereka lalu berupaya mencari informasi dari internet untuk mengatasi persoalan itu.
“Ya saya cari di Google penyakitnya itu daun jadi kering, saat menemukan caranya langsung saya praktikkan dan sembuh,” kata dia.
Baca juga: Siasat Fotografer Prewedding di Yogyakarta Hadapi Penurunan Omzet Selama Pandemi
Mereka mengembangkan stroberi dengan metode suluh, yakni dengan memotong ujung tangkai dan menimbunnya pada tanah.
Setelah beberapa lama, akan tumbuh akar di ujung tangkai yang tertimbun tanah.
“Metodenya dengan suluh, kalau akar sudah kuat bisa digunting atasnya jadi pohon sendiri,” jelas Supriadi.
Kampung stroberi ini juga memasok bibit stroberi ke penjual-penjual tanaman di Yogyakarta.
Dirinya berharap ke depan lokasi ini bisa dikembangkan sebagai lokasi agrowisata di mana pengunjung bisa memetik buah stroberi langsung dan menikmatinya.
“Pengennya bisa buat agrowisata, wisatawan datang memetik stroberi ditimbang baru mereka membayar,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.