Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kampung Padat Penduduk di Bantaran Sungai Disulap Jadi Kebun Stroberi

Kompas.com - 05/09/2021, 07:00 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada yang mengira sebuah gang padat penduduk di Balerejo, Kalurahan Muja-Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta disulap menjadi area perkebunan stroberi.

Jalan itu tepat berada di pinggir bantaran sungai Gajah Wong.

Tak hanya tanaman stroberi saja yang ditanam di pinggir gang, beberapa tanaman produktif seperti cabai, pokcoy, mangga juga ditanam di sepanjang gang itu.

Warga menanam dengan polybag dan menggunakan kembali wadah-wadah plastik bekas botol air mineral.

Dengan ditanamnya beberapa tanaman produktif, gang itu pun kini jauh dari kesan kumuh.

Baca juga: Terbongkar, Kejahatan Cyber Bermodus Business Email Compromise, Surel Dimanipulasi, WN Nigeria Jadi DPO

Supriadi, salah satu inisiator dan ketua kampung stroberi balerejo bercerita, awalnya ia bersama satu rekannya pada tahun 2019 mencoba menanam stroberi di pinggir gang kampungnya.

Pemilihan menanam stroberi dan tanaman lainnya bukan tanpa alasan.

Pada tahun 2019 jalanan gang kampungnya mulai dibangun dengan paving block, sehingga membuat kesan panas dan gersang.

Untuk menghilangkan rasa panas dan gersang ia memulai menanam beberapa tanaman salah satunya adalah stroberi.

Bahkan menurutnya tanaman stroberi di gang ini sudah mencapai ratusan pohon.

“Awalnya sebelum jalan dibangun ini rindang tetapi setelah dibangun paving blok gersang lalu mulai menanam tanaman ini,” kata Supriadi saat ditemui di lokasi, Sabtu (4/9/2021).

Baca juga: Balai Kota Yogyakarta Kawasan Wajib Vaksin, Warga Bisa Vaksinasi Covid-19 di Tempat

Tak hanya stroberi, buah-buahan lain juga ditanam di pinggiran gang ini seperti alpukat, jambu madu Deli, kelengkeng merah, dan mangga Mahatir.

“Kalau yang pot kecil-kecil ditanami stroberi tetapi yang pot-pot besar ditanami tanaman keras,” kata dia.

Baca juga: Samsat Yogyakarta Perpanjang Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor

 

Supriadi (baju lengan merah) dan kawannya saat merawat strawberry di gang pinggir bantaran sungai gajah wong, Sabtu (4/9/2021)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Supriadi (baju lengan merah) dan kawannya saat merawat strawberry di gang pinggir bantaran sungai gajah wong, Sabtu (4/9/2021)
Selain menggunakan polybag untuk menanam stroberi, warga juga memanfaatkan kembali botol-botol plastik bekas air mineral, plastik bekas minyak goreng, dan juga paralon.

“Kalau polybag ini beli satunya Rp 12.000 ada juga yang pakai botol bekas, plastik bekas minyak goreng 2 liter. Kalau modal awal enggak hitung, karena saya tidak merokok bisa menyisihkan,” kata dia.

Supriadi mengatakan, tanaman andalan di kampung itu adalah stroberi.

Warga bahkan membudidayakan beraneka jenis stroberi, seperti stroberi California, Mirlan, Manohara, Manora, Kelly, mencir.

“Kalau Mirlan ini bunganya berwarna pink di sini sudah berbuah. Nah, Kelly ini yang sulit berkembangnya disini sampai sekarang belum berbuah,” kata dia.

Baca juga: Resep Bubur Oatmeal Cokelat, Tambah Irisan Stroberi Segar

Tidak hanya berhenti pada menanam dan memanen, kampung stroberi ini juga berinovasi dengan hasil panen tersebut.

Stroberi diolah oleh ibu-ibu PKK Kampung Muja Muju menjadi berbagai camilan seperti dodol stroberi, coklat stroberi hingga keripik daun stroberi.

“Kita olah lagi jadi dodol, coklat stroberi, dan daunnya dijadikan keripik daun stroberi,” kata dia.

Kurang lebih tiga tahun mengembangkan tanaman ini, warga juga mengalami berbagai masalah.

Mulanya, tanaman stroberi sempat diserang penyakit, sehingga daun-daunnya mengering.

Namun, Supriadi dan kawan-kawan tidak kehilangan akal.

Mereka lalu berupaya mencari informasi dari internet untuk mengatasi persoalan itu.

“Ya saya cari di Google penyakitnya itu daun jadi kering, saat menemukan caranya langsung saya praktikkan dan sembuh,” kata dia.

Baca juga: Siasat Fotografer Prewedding di Yogyakarta Hadapi Penurunan Omzet Selama Pandemi

Mereka mengembangkan stroberi dengan metode suluh, yakni dengan memotong ujung tangkai dan menimbunnya pada tanah.

Setelah beberapa lama, akan tumbuh akar di ujung tangkai yang tertimbun tanah.

“Metodenya dengan suluh, kalau akar sudah kuat bisa digunting atasnya jadi pohon sendiri,” jelas Supriadi.

Kampung stroberi ini juga memasok bibit stroberi ke penjual-penjual tanaman di Yogyakarta.

Dirinya berharap ke depan lokasi ini bisa dikembangkan sebagai lokasi agrowisata di mana pengunjung bisa memetik buah stroberi langsung dan menikmatinya.

“Pengennya bisa buat agrowisata, wisatawan datang memetik stroberi ditimbang baru mereka membayar,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com