KEDIRI, KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, madu menjadi salah satu komoditas yang paling banyak dicari masyarakat karena fungsinya bagi kesehatan.
Hal itu menyebabkan para pedagang madu hingga peternak lebah sebagai penghasil madu, kewalahan melayani permintaan.
Salah seorang penjual madu di Kota Kediri, Jawa Timur, Nurul Fatih mengatakan, peningkatan permintaan itu mencapai 100 persen, bahkan lebih.
"Alhamdulillah memang ada kenaikan permintaan yang cukup banyak," ujar pengecer madu yang tinggal di Perumahan Puri Asri Kelurahan Cakarsi ini, Jumat (3/9/2021).
Sebelum pandemi, Fatih mendapat permintaan empat hingga lima botol madu dalam seminggu. Kini, ia bisa menjual 10 botol madu dalam seminggu.
Jenis madu yang terjual pun cukup beragam, yaitu klanceng, badui, dan kaliandra. Harga berbagai jenis madu itu berkisar antara Rp 90.000 sampai Rp 120.000 tergantung ukuran.
Baca juga: Cerita Satpol PP Kediri Dirikan Dapur Umum untuk Warga Isoman, Ada yang Rela Jual Motor
"Yang cukup banyak permintaan adalah jenis madu Klanceng," kata pemilik usaha Syabila Honey ini.
Peternak kewalahan
Tingginya permintaan itu otomatis berdampak pula pada peningkatan produksi di tingkat peternakan lebah sebagai penghasil madu.
Karmidi, seorang peternak lebah di lereng Gunung Kelud yakni Dusun Sempu, Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, mengaku sampai kewalahan melayani permintaan itu.
"Ada peningkatan permintaan sampai 300 persen lebih," kata Karmidi.
Sebelum pandemi, permintaan madu yang diterima Karmidi mencapai lima kuintal atau setengah ton per bulan. Saat pandemi, permintaan yang diterimanya mencapai tiga ton madu per bulan.
Permintaan itu datang tidak hanya dari wilayah Kediri dan sekitarnya, tetapi semakin meluas ke berbagai wilayah luar kota.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.