Jika antar pakai motor, pasti jatuh
Hal sama diutarakan salah seorang salah satu orangtua siswa, Nina Herlina (45), bahwa jalan darurat ke sekolahnya selama ini sangat membahayakan semua murid dan orang yang melewatinya.
Dirinya bersama orangtua lainnya menginginkan akses jalan utama yang ditutup tembok beton 3 meter segera dibuka kembali.
"Kami setiap hari sebelum viral seperti sekarang sudah sering ngobrol bersama orangtua lainnya di sekolah. Supaya bagaimana caranya kami dan anak-anak kami bisa jalan ke depan lagi saat anak sekolah. Adanya, viral seperti ini tentu kami semuanya mendukung pihak sekolah dan Pemkot Tasikmalaya," ujar Nina.
Nina pun mengaku saat melewati jalan darurat sering terjatuh di jalan terjal bekas perbukitan jalan darurat lewat belakang bangunan sekolah.
Jika seorang ibu yang mengantar anaknya pakai motor lewat belakang selalu pasti ada yang jatuh, karena jalannya penuh batu, sempit, menanjak dan membahayakan karena bekas galian C.
"Bahaya, kalau ke sini perempuan bawa motor itu sering banyak yang jatuh. Lihat saja jalannya seperti ini. Enakan ke depan yang sekarang ditembok beton," ungkap Nina.
Tak punya jalan masuk
Sebelumnya, sebuah bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, tak memiliki akses jalan lagi usai ditutup bangunan benteng setinggi 3 meter oleh pemilik lahan pribadi di depannya.
Semula sebanyak 167 siswa dan guru di sekolah tersebut memiliki akses jalan utama dengan lebar sekitar 2 meter ke pinggir Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.
Namun, sejak awal tahun 2021 saat tak ada aktivitas pembelajaran tatap muka akibat pandemi akses jalan utama itu ditutup oleh seseorang yang mengaku pemilik lahan sah dengan benteng setinggi 3 meter.
Pihak sekolah pun sempat kebingungan akses jalan bagi murid untuk belajar saat dimulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas saat penerapan PPKM Level 3 sejak dua pekan lalu.
"Awalnya, kita punya jalan utama ke depan jalan, karena sekolah kami di pinggir jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya. Namun, gak tahu kenapa ada keputusan sertifikat katanya dari BPN bahwa akses jalan sekolah tersebut milik seseorang. Nah, oleh pemilik lahan itu dibenteng 3 meter ditutup seluruhnya sehingga sekolah tak punya jalan masuk," jelas Kepala Sekolah SDN Tugu 2 Sri Mulyani, kepada wartawan di kantornya, Selasa (31/8/2021).