GARUT, KOMPAS.com - Andi Susanto (26) baru enam bulan ini tinggal di Desa Gunung Jampang, Kecamatan Bungbulang, setelah lulus dalam seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) sebagai guru di SMPN Satu Atap Bungbulang.
Sekolah tersebut terletak di Desa Gunung Jampang, Kecamatan Bungbulang, Garut.
Andi pertama kali menginjakkan kaki di Desa Gunung Jampang pada Februari 2021. Guru muda asal Mesuji, Lampung, itu punya kesan tersendiri terhadap tempat tugasnya yang baru.
“Saya tidak nyangka masih ada daerah seperti ini di (Pulau) Jawa,” kata Andi sambil tertawa di Kantor Desa Gunung Jampang, Selasa (17/8/2021).
Saat ditemui, Lulusan Universitas Lampung itu menceritakan pengalamannya saat pertama kali menempuh perjalanan ke SMPN Satu Atap Bungbulang.
Sekitar dua tahun lalu, ia bersama istrinya menempuh perjalanan dari pusat Kecamatan Bungbulang menggunakan sepeda motor. Mereka sampai terjatuh sebanyak lima kali.
Jarak dari pusat Kecamatan Bungbulang ke sekolah itu sekitar 20 kilometer. Medan yang ditempuh pun berat. Sebagian besar jalan baru dilapis batu, dengan topografi menanjak terjal dan menurun curam. Jurang sedalam puluhan meter juga berada di sisi jalan.
Gunung Jampang merupakan desa pemekaran yang wilayahnya diambil dari Desa Mekarbakti, Kecamatan Bungbulang dan Desa Linggarjati, Kecamatan Pamulihan. Satu-satunya akses jalan yang bisa ditempuh kendaraan berukuran besar hanya dari Kecamatan Pamulihan, kondisinya pun rusak berat.
Sementara akses jalan dari Kecamatan Bungbulang berukuran kecil di beberapa titik, dengan jurang di sisi jalan. Jika ingin melewati jalan ini, kendaraan yang digunakan harus berukuran kecil dengan mesin penggerak empat roda (4x4).
Minim sinyal internet
Tak hanya jalan, Andi kaget dengan keterbatasan jaringan komunikasi di desa itu. Sejak dulu, layanan telepon seluler belum menjangkau desa tersebut secara maksimal.
Baca juga: Blitar Bumi Bung Karno: Kisah Tanah Pusara yang Gerowong akibat Peziarah (Bagian 2)
“Sempat ada online (internet) di sekolah dari desa, tapi dicabut. Padahal sebetulnya sangat membantu,” jelasnya.
Jaringan telepon seluler hanya bisa diakses di tempat tertentu yang posisinya lebih tinggi.
“Jaringan ada tapi di puncak gunung, harus naik dulu, makanya kalau absensi online harus ke gunung dulu, tapi perjalanannya jauh,” katanya.
Setelah ada akses internet di kantor desa, Andi bisa melakukan absensi online dari sana. Ia juga bisa mengunggah laporan peserta didik dan tugas siswa dari kantor desa.
Andi kini mengontrak sebuah rumah di dekat SMPN Satu Atap Bungbulang. Menurutnya, sempat ada pemasangan jaringan internet di sekolah, setelah kantor Desa Gunung Jampang terkoneksi internet.
Namun, belakangan sambungan internet itu diputus. Koneksi internet hanya bisa diakses di kantor desa.
Kepala Desa Gunung Jampang Rahmat Hidayat yang ditemui terpisah mengatakan, desa yang baru berdiri pada 2005 ini memang sempat tak bisa menikmati layanan seluler hingga internet.
Namun, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut memasang jaringan internet ke desanya pada 2020.
“Awalnya memang untuk sekolah diberi sambungan khusus, tapi belakangan diputus lagi karena perangkatnya diganti dan tersambar petir,” kata Rahmat saat ditemui di pusat Kota Bungbulang, Senin (16/8/2021).