NUNUKAN, KOMPAS.com – Prajurit TNI AL dari Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Nunukan, Kalimantan Utara, melakukan jemput bola kepada kaum nelayan untuk divaksinasi Covid-19.
Komandan Lanal Nunukan Letkol Laut (P) Nonot Eko Febrianto mengatakan, selama ini kaum nelayan belum tercakup oleh serbuan vaksin karena waktu mereka lebih banyak dihabiskan di laut ketimbang berada di rumah.
"Untuk itu, kita terjun langsung ke lapangan. Kaum nelayan lebih banyak di laut sehingga mayoritas mereka memang belum terlayani vaksin," ujar Nonot, Jumat (20/8/2021).
Baca juga: Puluhan Nelayan Rayakan Kemerdekaan di Ambalat, Tapal Batas NKRI, Datang Sejak Pagi Buta
Lanal menjadikan pangkalan kapal nelayan di kampung rumput laut Desa Mamolo, Nunukan Selatan, sebagai pos vaksin.
Di lokasi tersebut, para nelayan tradisional maupun nelayan rumput laut biasa berlabuh dan menambatkan perahunya.
"Kita lakukan cegatan istilahnya. Itu kita lakukan supaya para nelayan juga menerima program serbuan vaksin agar di komunitas mereka juga terbentuk yang namanya herd immunity," lanjut Nonot.
Para petugas medis Lanal Nunukan juga berangkat pada pagi buta demi bertemu dan menginjeksi para nelayan tersebut.
Baca juga: Stok Habis, Kabupaten Nunukan Kesulitan Vaksinasi Masyakarat untuk Suntikan Tahap 2
Nonot menambahkan, TNI AL Nunukan menganggap para nelayan menjadi bagian dari tugas mereka dalam membina dan bersosialisasi dengan masyarakat.
Karena ketersediaan vaksin terbatas, TNI AL lebih fokus membidik sasaran para nelayan tradisional yang rutin melaut.
Meskipuan pada akhirnya, petani rumput laut atau para buruh pengikat rumput laut turut menjadi sasaran vaksin.
"Kebanyakan nelayan takut divaksin karena mereka menganggap efeknya bisa lemas dan pusing sehingga tidak bisa kerja. Kita mengalah untuk turun ke lapangan, memberikan pengertian, sekaligus pelan pelan menyuntikkan vaksin sebagai upaya dukungan program pemerintah menanggulangi Covid-19," katanya.
Salah satu nelayan yang menerima suntikan vaksin, Aco, mengatakan selalu menghabiskan waktunya di laut untuk memanen rumput laut dan sesekali menjala ikan.
Baca juga: Cerita SS, dari Malaysia Menyelinap di Rusunawa di Nunukan untuk Temui Sang Istri yang Dideportasi
Jika waktunya digunakan untuk antre pada program serbuan vaksin, ia tidak akan mendapat uang atau hasil tangkapan untuk makan keluarganya.
"Memang banyak yang ndak peduli vaksin, macam mana kalau harus antre dan anak lapar di rumah. Tidak dapat ikan, ndak adalah yang dijual, ndak makanlah kami," katanya disetujui para nelayan lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.