Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendera Dikibarkan Setengah Tiang di RSUD Tarakan, Plt Direktur Minta Maaf

Kompas.com - 26/07/2021, 15:50 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TARAKAN, KOMPAS.com- Bendera setengah tiang berkibar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Kalimantan Utara, setelah seorang tenaga kesehatan bernama Marisi Edenta Sinaga (39) meninggal dunia pada 23 Juli 2021.

Marisi Sinaga merupakan seorang analis Laboratorium Mikrobiologi RSUD Tarakan yang sudah mengabdi selama delapan tahun.

Ia meninggal akibat Covid-19 dan dimakamkan pada 24 Juli 2021.

Baca juga: Pengusaha PO Bus di Salatiga Kibarkan Bendera Putih dan Aksi Lempar Kunci

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Tarakan dr Franky Sientoro meminta maat atas adanya pengibaran bendera setengah tiang itu.

"Ini merupakan kekhilafan kami para nakes RSUD Tarakan karena kecintaan yang berlebihan kepada salah satu saudara kami yang meninggal dunia akibat covid-19. Tidak ada maksud lain, semua pure karena rasa cinta yang berlebihan, sehingga menimbulkan kekhilafan yang berujung pada pengibaran bendera setengah tiang," kata Franky saat dihubungi, Senin (26/7/2021).

Pengibaran bendera setengah tiang tersebut, kata Franky, dilakukan bukan atas perintah managemen RSUD Tarakan. 

Baca juga: Bupati Lembata Meninggal, Wabup: 3 Hari, Kita Naikkan Bendera Setengah Tiang

Namun, inisiatif para nakes yang spontan dan didasari rasa kehilangan.

"Apalagi Marisi Sinaga merupakan kasus pertama kematian nakes di Kaltara, tapi itu bukan alasan pembenaran atas berkibarnya bendera setengah tiang. Kami mengaku ini sebuah kekhilafan dan kami mohon maaf sebesar besarnya," sebut Franky.

Franky sepenuhnya menyadari, pengibaran bendera sebagai salah satu lambang negara memiliki aturan yang jelas.

Aturan tersebut memiliki makna, sejarah perjuangan yang kuat sehingga menjadi duka bagi bangsa Indonesia.

Ia juga tidak menampik berkibarnya bendera setengah tiang adalah lambang duka bangsa Indonesia, bagi mereka para pahlawan atau bagi peristiwa besar yang memiliki rentetan sejarah dalam peristiwa kemerdekaan.

"Saya sudah kumpulkan semua manajemen, saya juga sudah beri tahu bahwa lambang negara tidak bisa semudah itu dikibarkan. Bendera setengah tiang itu tidak dikibarkan pada 16 atau 17 agustus. Hanya dikibarkan saat 30 September, ketika mengenang sejarah kelam G30 S PKI dan 1 hari kemudian kita pasang bendera penuh," sebut Franky.

Baca juga: Cerita Haji Momo Kumpulkan Tabung Oksigen Kosong di Sebatik, Sewa Kapal untuk Isi Ulang di Tarakan

"Artinya pemasangan bendera setengah tiang benar benar harus atas indikasi yang benar dan harusnya atas instruksi Jakarta, bukan lokal," sambungnya.

Terkait Marisi Sinaga yang meninggal karena Covid-19, Franky menyebut, memang dikenal sebagai pribadi yang berakhlak baik.

Ia ramah dalam bergaul dan punya kepedulian tinggi terhadap orang lain.

Baca juga: Papua Berduka, Pengibaran Bendera Setengah Tiang Selama 7 Hari

Sosoknya yang rendah hati dan ramah, sehingga dicintai para nakes di RSUD Tarakan.

"Sekali lagi kami mohon maaf. Para nakes ini sangat solidaritas karena kehilangan teman yang disayangi. Akhirnya lupa bahwa lambang negara, Garuda Pancasila, dan bendera merah putih, tidak boleh diperlakukan sekehendak hati mereka," kata Franky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com