Pasien isoman tersebut diketahui meninggal ketika keluarga mengirimkan makan malam selepas shalat Isya.
Ketika pintu digedor, tak ada respons dari Ags.
"Pintu saya dobrak setelah dapat kabar itu, dan kami menemukan saudara kami dalam keadaan tak merespon apapun, karena khawatir kami kabari ke lingkungan setempat, mengingat kami tahu dia isoman, tapi tidak lapor ke pihak rumah sakit,” ucap Agung.
Petugas Covid-19 tiba di lokasi sekira pukul 21.31 Wita. Mereka lantas melakukan pengecekan dan tes swab pada jenazah.
Baca juga: Pasien Isoman Ditemukan Meninggal Dalam Ruko, Warga: Mau Kami Kasih Makan, tapi Tak Ada Suara
Hasil tes menyatakan bahwa Ags positif Covid-19. Maka dari itu, pemulasaraan dan pemakaman harus menerapkan protokol Covid-19.
Kepala Lingkungan Taman Kapitan Lalu Yusran membenarkan bahwa Ags menjalani isoman selama tiga hari karena batuk dan pilek.
"Warga juga mendengar suara batuk, bahkan keluarga tetap datang membawa makanan untuknya. Dia memang bukan warga di sini tapi rumah itu milik keluarganya,” tuturnya.
Jenazah Ags kemudian dievakuasi oleh petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Ags dimakamkan di Pemakaman Umum Karang Medain, Mataram, dengan protokol Covid-19 pada Sabtu (24/7/2021).
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.