Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Bertato di Semarang Bagikan Makanan Gratis untuk Warga Terdampak PPKM

Kompas.com - 23/07/2021, 19:51 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Di tengah situasi pandemi yang serba sulit, aksi menebar kebaikan datang dari berbagai kalangan masyarakat.

Salah satunya seperti yang dilakukan pemuda bertato asal Kota Semarang, Jawa Tengah, Teguh Muktiono (32).

Di depan warung kecilnya yang bernama "Pondok Makan Bu Yayuk" Kelurahan Kemijen, Semarang Timur ini disediakan bungkusan makanan yang digantungkan di pinggir jalan.

Bungkusan yang berisi nasi dengan aneka lauk-pauk itu disediakan bagi warga yang membutuhkan pangan.

Baca juga: Suami Istri Rela Jual Tas Koleksi demi Aksi Cantol Sembako, Bantu Warga Terdampak Pandemi

Terpantau, di warungnya itu juga telah terpasang spanduk bertuliskan "Sembako dan Makanan Gratis, Yang Butuh Bebas Ambil, Yang Mampu Bebas Isi".

Berawal sejak usaha kulinernya sepi pembeli, Teguh tergerak membagikan makanan yang dijualnya untuk warga yang terdampak PPKM Darurat.

"Sejak pandemi memang sepi pembeli, penghasilan berkurang. Makanan jadi tidak terjual. Saya berpikir lebih baik lauk dan nasi, saya bungkus, bisa di bagikan ke saudara-saudara kita yang juga terdampak PPKM," jelasnya ditemui di warungnya yang terletak di Jalan Ronggo Warsito No.108 Tanjung Emas, Jumat (23/7/2021).

Setiap hari, warga yang membutuhkan boleh ambil bungkusan secara cuma-cuma alias gratis dengan jumlah sewajarnya.

Baca juga: Aksi Sebisanya, Gerakan Bantu Warga Isoman di Sleman, Berdayakan Petani hingga Chef

Bagi warga yang mampu juga boleh bersedekah dengan mengisi bungkusan berupa sembako atau makanan.

"Kita sediakan sekitar 70-80 bungkus. Alhmdulillah banyak yang terbantu, pada seneng. Ada tukang becak, tukang ojek, ibu-ibu dan siapa saja yang membutuhkan. Karena kan pasti semua kalangan terdampak. Tadi anak-anak juga ambil banyak untuk Se-RT. Yang penting bisa nyenengin orang jadi pahala," ungkapnya.

Sejak dua tahun terakhir, Teguh dibantu sang istri Rinjani (24) yang sedang hamil mengelola usaha kuliner ayam dan ikan bakar rica-rica.

Namun, penghasilannya menurun drastis sejak pandemi Covid-19.

Terlebih, ketika diberlakukan PPKM Darurat, pelanggannya yang kebanyakan dari pegawai pabrik di pelabuhan ini jadi semakin berkurang.

"Yang beli pekerja pelabuhan, pabrik-pabrik. Karena Corona pabrik engga boleh keluar, engga ada orang beli. Paling orang lewat saja. Penghasilan jadi turun sampai 70 persen. Tadinya sehari bisa habis 8 ekor ayam sekarang paling cuma 2-3 ekor," ujarnya.

Kendati demikian, ia mengaku niatnya bersedekah ini ikhlas untuk meringankan beban warga yang kesulitan semasa pandemi.

"Mudah-mudahan jangan ada yang sampai kelaparan. Karena saya melihat seperti tukang becak benar-benar kasihan. Cerita pendapatan sehari cuma Rp 15.000 anaknya 3. Kelihatannya makan sekali sepele, tapi kalau buat satu hari kerasa banget buat orang enggak punya," katanya.

Aksi solidaritas bantu warga tersebut juga didukung oleh donatur dari sejumlah komunitas pecinta ikan cupang di Kota Semarang.

"Alhamdulillah saya juga dapat tambahan dan dukungan dari teman-teman komunitas pecinta cupang. Semoga bisa jadi ladang pahala dan motivasi teman-teman lain untuk ikut sedekah agar yang terdampak PPKM bisa sedikit terbantu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com