Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabung Oksigen Diduga Palsu di Tulungagung, Bermula Laporan Pedagang Ikan, Polda Jatim Turun Tangan

Kompas.com - 23/07/2021, 05:30 WIB
Achmad Faizal,
Slamet Widodo,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

TULUNGAGUNG, KOMPAS.com - Temuan tabung yang diduga berisi oksigen palsu, beredar di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (22/07/2021).

Temuan tersebut, meresahkan peternak ikan hias maupun pedagang. Atas temuan ini, polisi melakukan penyelidikan.

Baca juga: Ingin Pastikan Jenazah Pasien Covid-19 Sudah Dimandikan, Warga Situbondo Bongkar dan Hancurkan Peti Mati

Ditemukan komunitas pedagang ikan hias

Dugaan beredarnya oksigen palsu di kalangan peternak dan pedagang ikan hias di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, ditemukan oleh komunitas pedagang ikan hias jenis koi, yang berada di desa Bendiljati Wetan kecamatan Sumbergempol.

Salah satu anggota komunitas menjelaskan, oksigen yang diduga palsu ini diketahui pada Senin, (19/07/2021) lalu.

Pihaknya curiga, tabung oksigen yang baru didapatnya bukan berisi oksigen pada umumnya.

“Awalnya kami curiga, gas tidak seperti biasanya ketika di masukkan ke dalam plastik ikan,” terang salah satu peternak ikan koi kecamatan Sumbergempol Tulungagung bernama Adam, di rumahnya, Kamis (22/07/2021).

Ikan mati

Saat oksigen diisikan ke dalam kantong plastik berisi ikan koi, ikan yang hendak dikirim ke pembeli justru sakit dan mati.

Ketika oksigen dalam plastik tersebut diganti dengan tabung lain sebagai perbandingan, ikan kembali sehat. Namun ikan pada plastik yang berisi oksigen diduga palsu, semuanya mati.

“Ketika diisi oksigen yang diduga palsu ini ikan semua mati. Kemudian kami coba ganti oksigen lainnya, kebetulan saya punya cadangan, ikan yang awalnya sudah lemas, kembali sehat,” terang Adam.

Baca juga: Cerita Hasanah, PMI yang Lahirkan Bayi Saat Karantina di Asrama Haji, Persalinan Gunakan Kain Ihram

 

Ilustrasi tanda tanyaThinkstock Ilustrasi tanda tanya
Oksigen yang diduga palsu tersebut, diakui diperoleh dari rekannya sesama pedagang ikan di kecamatan Sumbergempol.

Sedangkan tabung oksigen kosong milik Adam, akan di bawa ke Kabupaten Pacitan Jawa Timur.

“Dari tetangga sesama peternak koi. Tabung gas kosong milik saya diganti dengan tabung oksigen diduga berisi oksigen palsu, dan rencananya tabung kosong milik saya akan dibawa ke Pacitan,” terang Adam.

Baca juga: Produksi Ekstasi Skala Rumahan, Penjual Ikan di Bali Diringkus Polisi

Untuk memastikan keaslian oksigen, sejumlah komunitas ikan koi mencoba melakukan pengetesan dengan cara dibakar.

Kantong plastik berisi oksigen asli akan langsung terbakar jika terkena api. Sedangkan oksigen yang diduga palsu tersebut tidak bereaksi sama sekali saat disulut dengan api.

“Coba kami sulut dengan bara rokok, ke plastik berisi oksigen diduga palsu, dan hanya berlubang. Sedangkan plastik berisi oksigen asli, langsung terbakar,” ujar Adam.

Kasus temuan dugaan oksigen palsu ini, kini tengah dalam penyelidikan polisi. Tabung oksigen yang diduga berisi oksigen palsu dan ikan yang mati, diamankan sebagai barang bukti.

Polisi berencana meminta bantuan ahli, untuk memastikan jenis oksigen di dalam tabung tersebut.

Polisi juga memintai keterangan sejumlah saksi, untuk mengetahui asal tabung yang diduga berisi oksigen palsu tersebut.

“Tabung serta ikan yang mati, dibawa polisi,” terang Adam.

Baca juga: Terpapar Covid-19 dan Tetap Rawat Pasien secara Virtual, Dokter Victor: Demi Kemanusiaan

 

Polda Jatim turun tangan

 

Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim mendalami dugaan peredaran tabung berisi oksigen palsu di sekitar wilayah Kabupaten Tulungagung dan Pacitan.

Peredaran tabung berisi oksigen palsu itu disebut membahayakan jika dimanfaatkan oleh pasien Covid-19.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Kombes Farman menyebut pihaknya sudah menurunkan tim yang bekerjasama dengan tim dari Polres Tulungagung untuk menyelidiki dugaan tersebut.

"Tim sudah bergerak di lapangan," katanya dikonfirmasi Kamis (22/7/2021) malam.

Penyelidikan tersebut berdasarkan laporan dari kelompok penjual ikan koi di Tulungagung yang mengaku beberapa ikannya mati di dalam plastik yang sudah diisi oksigen.

Ikan-ikan koi tersebut rencananya akan dikirim untuk dijual ke luar kota.

Baca juga: Saya Yakin Waktu Diangkat ke Bed, Istri Saya Sudah Meninggal

"Dugaan awal, tabung oksigen yang digunakan penjual ikan Koi itu dari Pacitan. Karena para saksi mengaku mendapatkan tabung oksigen itu dari Pacitan," terang Farman.

Polda Jatim, kata dia, memiliki Satgas Gakkum dalam Operasi Aman Nusa II yang bertugas mendukung Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM Darurat).

"Bisa saja ada pihak-pihak yang memanfaatkan momentum langkanya tabung gas oksigen untuk mengambil keuntungan," jelasnya.

Sebelumnya, Polda Jatim pernah menangkap kakak beradik di Sidoarjo karena menjual tabung gas oksigen di atas harga eceran tertinggi di tengah tingginya permintaan pasar saat pandemi Covid-19.

Keduanya menjual tabung oksigen 1 M3 dengan harga Rp 1.350.000.

Padahal, harga eceran tertinggi tabung oksigen 1 M3 sesuai aturan pemerintah di kisaran Rp 750.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com