Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Pemilik Kedai Kopi Dipenjara 3 Hari di Lapas, Sempat Menolak Denda PPKM Darurat Rp 5 Juta

Kompas.com - 16/07/2021, 05:32 WIB
I Kadek Wira Aditya

Editor

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Seorang pemilik kedai kopi di Kota Tasikmalaya bernama Asep Lutfi Suparman (23), menjalani tiga hari kurungan penjara sesuai vonis persidangan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya, Kamis (15/7/2021).

Ia menjalani hukuman itu setelah dinyatakan bersalah melanggar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan akan dibebaskan pada Sabtu (17/7/2021).

Pemilik kedai kopi asal Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, itu mulanya lebih memilih dipenjara selama tiga hari daripada bayar denda Rp 5 juta ke Negara karena tak memiliki uang sebanyak itu untuk bayar denda dan lebih memilih menjalani subsidernya (memilih dipenjara).

Baca juga: Nasib Asep, Penjual Kopi yang Dipenjara gara-gara Langgar PPKM, Dimasukkan Satu Sel dengan Napi Lain hingga Rambut Dipelontos...

Kala itu pada Selasa (13/7/2021), ia menjalani persidangan virtual juga bersama sembilan pelaku usaha lainnya yang melanggar PPKM Darurat, digelar oleh Pengadilan Negeri Tasikmalaya dengan dipimpin hakim Abdul Gofur. 

"Vonis denda bagi terdakwa denda Rp 5 Juta atau subsider kurungan 3 hari penjara. Terdakwa terbukti melanggar batas waktu operasi sesuai PPKM Darurat melebihi pukul 8 malam," jelas Gofur, membacakan vonis pelanggar Asep.

Begitu mendengar putusan hakim, Asep langsung menghampiri meja petugas Kejaksaan Negeri Tasikmalaya di ruang sidang itu, lalu menentukan pilihan menjalani tiga hari kurungan.

Baca juga: Viral, Video Pemilik Warkop Adu Mulut dengan Petugas Patroli PPKM: Pemerintah Ada Kasih Bantuan?

Di depan jaksa, ia lebih memilih menjalani subsidernya dengan tiga hari dipenjara  dengan alasan selama ini tak memiliki uang sebanyak itu untuk membayar denda tersebut. 

"Saya memilih menjalani kurungan penjara tiga hari saja Pak. Saya sudah yakin itu. Saya tak memiliki uang bayar denda ke Negaranya," ungkap Asep.

Sebelum persidangan tersebut, kedai kopi yang dimiliki Asep sempat terazia petugas saat melayani pembeli di tempat dan melebihi batas waktu pukul 20.00 WIB selama PPKM Darurat.

Dirinya hanya pasrah dan dimintai menjalani sidang secara virtual khusus pelanggar PPKM Darurat di Taman Kota Tasikmalaya.

"Saya hadir, tadi vonis, saya pilih subsidernya saja," ungkapnya.

Setelah divonis, kaget ditempatkan di Lapas

Foto-foto Asep Lutfi Suparman (23), pemilik kedai kopi kena denda PPKM Darurat yang memilih 3 hari kurungan penjara telah dijebloskan ke ruang tahanan Lapas Kelas II B Tasikmalaya mulai hari ini, Kamis (15/7/2021).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Foto-foto Asep Lutfi Suparman (23), pemilik kedai kopi kena denda PPKM Darurat yang memilih 3 hari kurungan penjara telah dijebloskan ke ruang tahanan Lapas Kelas II B Tasikmalaya mulai hari ini, Kamis (15/7/2021).

Setelah memilih untuk menjalani vonis persidangan dengan sanksi tiga hari kurungan penjara, ia diantar bersama ayah kandungnya, Agus Rahman (56), ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya, pada Kamis (15/7/2021).

Asep mengaku kaget dengan pilihannya karena ia memperkirakan dirinya akan dipenjara  di Polsek atau Polres. Ia tak menyangka dirinya akan menjalani hukumannya di Lapas bersama ratusan narapidana berbagai kasus lainnya.

"Saya kaget, ya kaget. Saya kira ditahannya di Polsek atau Polres, tapi ternyata saya ditahannya di Lapas. Tapi saya siap," ungkap Asep kepada wartawan saat hendak memasuki gerbang besi Lapas, Kamis siang.

Baca juga: Kisah Haru Bagas, Tak Bisa Daftar Sekolah karena KK, Dibantu Polisi untuk Kembali Mengenyam Pendidikan

Asep lalu masuk ke Lapas bersama petugas Kejaksaan Negeri Tasikmalaya.

Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Kota Tasikmalaya, Sidiq, membenarkan pemilik kedai kopi yang melanggar PPKM Darurat itu telah dipenjara ke Lapas Tasikmalaya sesuai pilihannya sejak Kamis.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pimpinan Lapas untuk proses kurungannya selama tiga hari.

"Awalnya kan mau ditahan di Polsek atau Polres. Namun, aturan menyebutkan kalau sudah vonis persidangan wajib menjalaninya di Lapas Tasikmalaya. Masuk hari ini, berarti Sabtu besok sudah keluar lagi," pungkasnya.

 

Sempat bujuk anaknya bayar denda

Agus Suparman (56), ayah pemilik kedai kopi yang memilih dipenjara dari pada bayar denda Rp 5 juta ke Negara gara-gara langgar PPKM Darurat di depan Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Kamis (15/7/2021).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Agus Suparman (56), ayah pemilik kedai kopi yang memilih dipenjara dari pada bayar denda Rp 5 juta ke Negara gara-gara langgar PPKM Darurat di depan Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Kamis (15/7/2021).

Sementara itu, ayah kandung Asep, Agus Rahman (56) yang ikut mendampingi anaknya di lokasi, tak diperkenankan masuk ke gedung Lapas.

Ia hanya bisa terdiam di depan gerbang dan menunggu kabar dari pihak Kejaksaan di luar gedung tentang kondisi anaknya tersebut.

"Saya bangga dengan keputusan anak saya. Meski sebetulnya, kalau untuk bayar denda Rp 5 juta saya langsung bisa sediakan saat ini juga. Tapi, saya mendukung keinginan anak saya yang lebih memilih kurungan penjara dari pada bayar dendanya," ungkap Agus Rahman, saat di depan gerbang Lapas.

Ia menyadari bahwa anaknya selama ini telah bersalah melanggar PPKM Darurat, sebab kafe yang berada di lantai 3 rumahnya itu masih buka dan menerima pembeli makan di tempat melebihi batas waktu sesuai aturan yang berlaku.

Kendati demikian, ia pun sudah membujuk anaknya berkali-kali untuk membayar denda sesuai vonis hakim demi anaknya. Namun ia tak diperbolehkan oleh anaknya.

"Saya beberapa kali membujuk anaknya untuk bayar dendanya saja. Kita nyediain uang segitu gampang. Tapi, saya bangga dengan keputusan anak saya yang memilih denda kurungan ini. Katanya, uang segitu mending dipakai keperluan lainnya saja daripada dibayarkan ke Negara," ungkap Agus.

(Penulis Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor I Kadek Wira Aditya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com