Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelelahan Petugas Makamkan hingga 26 Jenazah Covid-19 Sehari di Malang

Kompas.com - 06/07/2021, 20:59 WIB
Andi Hartik,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Kota Malang harus bekerja ekstra keras.

Sebab belakangan ini, jumlah jenazah pasien Covid-19 yang harus mereka makamkan selalu berjumlah lebih dari 20 orang per hari.

Pada Sabtu (3/7/2021), petugas memakamkan 23 jenazah pasien Covid-19.

Kemudian pada Minggu (4/7/2021), mereka memakamkan 21 jenazah Covid-19.

Sedangkan Senin (5/7/2021), para petugas memakamkan 26 jenazah pasien Covid-19.

Terkadang, karena kelelahan, mereka memilih tidur di makam sambil menunggu proses pemakaman berikutnya.

Baca juga: Jemaah Masjid di Blitar Demam dan Batuk Massal, Terbongkar 19 Orang Positif Covid-19

Memakamkan sampai dini hari

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah

Kepala UPT Pengelolaan Pemakaman Umum Kota Malang, Taqroni Akbar mengatakan, proses pemakaman itu dilakukan hingga larut malam, bahkan sampai dini hari.

Semua jenazah yang meninggal sebelum pukul 18.00 WIB, dimakamkan pada hari itu.

Namun, jenazah yang meninggalnya setelah pukul 18.00 WIB, pemakamannya ditunda keesokan harinya.

"Berapa yang meninggal di hari ini, meninggalnya di bawah jam 6 sore harus kita tuntaskan pemakamannya, berapa pun. Tapi kalau lebih dari itu terpaksa ditunda besoknya. Meninggal jam 8 malam jam 9 kita jadwalkan besoknya," kata Taqroni melalui sambungan telepon, Selasa (6/7/2021).

Baca juga: Debat dengan Ganjar, Mahasiswa Positif Covid-19: Memutuskan Tak Pakai Masker Boleh Dong, Pak

 

Petugas pemakaman dengan APD lengkap saat memakamkan jenazah Covid-19 di Kota Malang.KOMPAS.COM/Dok. UPT Pemakaman Kota Malang Petugas pemakaman dengan APD lengkap saat memakamkan jenazah Covid-19 di Kota Malang.
Karena merupakan area rentan, Taqroni dan timnya selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Saat proses pemakaman, timnya selalu dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) lengkap.

"Kita berupaya semaksinal mungkin untuk mematuhi prokes," katanya.

Tidak hanya itu, mereka juga rutin mengonsumsi jamu tradisional untuk menjaga imunitas.

"Saya pakai jamu tradisional, biasanya beras kencur dan madu untuk menjaga kesehatan," katanya.

Baca juga: 5 Pasien Covid-19 RSUD dr Soedono Madiun Dirawat di Teras, Imbas Penuhnya Ruang Isolasi

Taqroni mengatakan, sebenarnya pihaknya merasa capek ketika harus menyelesaikan proses pemakaman dengan jumlah puluhan dalam sehari.

Apalagi, petugas yang tersedia hanya 14 orang.

Namun, karena rasa simpatinya terhadap keluarga korban, Taqroni berusaha mengesampingkan rasa capeknya itu.

Baginya, aspek kemanusiaan dengan memakamkan jenazah tepat waktu lebih penting.

"Ya kalau capek tidak bisa dihindari. Pasti merasa capek. Tapi semangat kemanusiaan ini yang membuat teman-teman menghilangkan rasa capek dan lelahnya. Melihat sedihnya keluarga korban menunggu di makam, ini menjadi dorongan seakan-akan harus segera dilaksanakan. Kalau tidak selesai kan ya kasihan," paparnya.

Baca juga: Rekor Baru Lagi di Wonogiri, 32 Jenazah Dimakamkan dengan Protap Covid-19 dalam Sehari

 

Ilustrasi makam.Shutterstock Ilustrasi makam.
Membutuhkan relawan

Taqroni mengatakan, melihat banyaknya jenazah Covid-19 yang harus dimakamkan, pihaknya sebenarnya butuh tambahan relawan.

Saat ini, hanya ada 14 orang yang aktif bertugas. Dari 14 orang, hanya ada 12 orang yang bertugas setiap harinya. Sebab, setiap hari ada dua orang yang diliburkan untuk menjaga kondisi tubuhnya.

12 orang itu dibagi menjadi dua tim. Masing-masing tim berjumlah dua orang.

"Sekarang 14, kita bagi dua. Cuma yang nggak masuk rata - rata dua orang tiap hari izin istirahat, jadi enam orang dimaksimalkan," katanya.

Baca juga: Pakai Helikopter, Khofifah Pantau Posko Penyekatan PPKM Darurat, Ini Hasil Evaluasinya

Biasanya selalu saja ada relawan baru yang masuk. Tapi mereka tidak bertahan lama.

"Ya dibutuhkan, sudah berupaya mencari tambahan, coba satu kali besok enggak kuat, jadi enggak bisa maksimal," katanya.

Taqroni mengatakan, menjadi petugas pemakaman di saat sekarang ini harus tangguh. Baik fisik atau mentalnya.

"Harus memiliki fisik yang memadai mengingat kerja tim sangat ekstra. Di samping itu pertaruhannya nyawa untuk menjadi relawan pemakaman ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com