"Satu sisi kami harus melayani pasien dengan baik. Di sisi lain kami juga menjaga diri agar tidak terpapar. Satu tenaga medis sangat berarti dalam situasi ini," imbuh Gigih.
Dalam kondisi seperti itu, seluruh nakes berusaha saling menguatkan. Saling memberi semangat, tolong menolong untuk menumbuhkan energi positif.
Bantuan-bantuan kecil sesama nakes bisa cukup berarti. Tak jarang mereka saling memberi kesempatan untuk beristirahat jika benar-benar tak mampu lagi bekerja.
Jika lelah dan kantuk tak lagi tertahankan misalnya, terpaksa mereka mencuri kesempatan untuk tidur di meja atau bersembunyi di dalam lemari besar IGD.
“Di IGD ada lemari besar, kami sembunyi di dalam. Nyuri-nyuri waktu untuk duduk atau sekadar bersandar. Kadang tak terasa sampai tertidur sebentar. Lelah, kami sangat lelah,” kata Gigih.
Di tengah tekanan fisik dan psikis yang sangat besar itu, tak jarang mereka masih harus menghadapi keluarga pasien yang tidak puas.
Apalagi terhadap tudingan ‘sengaja dicovidkan’ dari keluarga pasien, merupakan hal yang paling menurunkan semangat.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Gambiran I Nengah Gangga mengatakan, nakes memang elemen kesehatan yang cukup terdampak dalam lonjakan kasus ini.
Oleh sebab itu, pihak rumah sakit menurutnya terus berupaya menjaga jangan sampai ada tenaga kesehatan turut terpapar.
Karena jika itu terjadi, maka rumah sakit akan kekurangan tenaga.
"Makanya kami jaga terus agar tidak sampai terpapar. Jangan sampai terjadi pasien nambah terus nakes terus berkurang," kata Gangga.
Baca juga: PPKM Darurat, Seluruh Mal di Kota Malang Bakal Ditutup
Bentuk perlindungan manajemen terhadap nakes itu, kata Gangga, di antaranya adalah kebijakan penerapan protokol kesehatan, pemberian APD, hingga vitamin pendukung.
Direktur RSUD Gambiran Fauzan Adima berharap masyarakat dapat memahami situasi yang ada dan tidak mendiskreditkan tenaga medis jika pelayanan yang diberikan dirasa kurang.
Pihaknya senantiasa membuka diri dalam menerima masukan dan saran selama itu disampaikan melalui mekanisme yang ada.
"Tenaga medis punya keluarga, mereka juga berisiko. Belum tentu mereka kuat, mudah mudahan masyarakat memahami," harap Fauzan.
Adapun soal tudingan "dicovidkan rumah sakit", Direktur RSUD Gambiran Fauzan Adima mengatakan, pihaknya berpegang teguh pada standar penanganan Covid-19.
Landasan penetapan status positif/negatif adalah hasil pemeriksaan laboratorium.