"Terutama keluhan yang paling mencolok itu di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kemudian di tempat-tempat lain menyusul, tapi belum sampai mencuat seperti yang di Jawa Tengah," tutur Lia Gardenia, Minggu (26/6/2021).
"Sekarang juga ada beberapa rumah sakit di Jakarta yang mengeluhkan menipisnya stok oksigen. Tapi baru yang masuk ke saya dua atau tiga," imbuh dia lagi.
Lia mengakui, isu kecukupan oksigen tersebut memang tak masuk dalam pembahasan skema antisipasi.
Baca juga: Mulai Terjadi Antrean Pasien Covid-19 di Salatiga, Stok Oksigen Menipis
Sehingga ketika ada lonjakan kasus dan kebutuhan oksigen, sejumlah rumah sakit tidak bisa menyiapkan dalam waktu cepat.
"Oksigen memang belum fokus (saat perencanaan mitigasinya), waktu itu yang dipikir tiga bulan itu persediaan obat dan APD, itu memang sudah disiapkan."
"Tapi yang kebutuhan oksigen itu karena kami anggap stok di dalam negeri sebenarnya cukup, mungkin tidak terpikir yang bermasalah itu di distribusinya," terang dia lagi.
Selain itu, Lia mengungkapkan, tren pasien Covid-19 pada periode lonjakan kali ini pun berbeda.
Baca juga: Permintaan Tabung Oksigen di Bandung Meningkat, Stok Apotek Terbatas
Jika sebelumnya sekitar 70-80 persen pasien tidak membutuhkan oksigen, justru pada periode lonjakan kali ini nyaris sebagian besar pasien memerlukannya.
Menurut kalkulasi PERSI, di tengah lonjakan Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, Indonesia membutuhkan stok oksigen sedikitnya empat kali lipat dari kondisi normal.
Kendati Lia tak merinci angka pasti kebutuhan persediaan oksigen tersebut.
Baca juga: DKI Jakarta Berpotensi Kekurangan Tabung Oksigen
Tanpa mengurai detail angka, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengklaim persediaan oksigen masih dua hingga tiga kali lipat dari produksi saat ini.
"Dengan posisi sekarang, kapasitas industri (oksigen) nasional itu baru terpakai 20-30%.
"Tapi yang kapasitas industri menggunakan nitrogen dan banyak gas-gas lainnya juga itu bisa dikonversi (jadi oksigen) kalau memang nantinya kita membutuhkan," jelas Nadia, Minggu (26/06). Begitu juga menurut Nadia dengan kecukupan tabung oksigen.
Baca juga: Jakarta Dapat Pasokan Oksigen dari Distributor
"Intinya tidak ada kelangkaan tabung oksigen, karena tabung oksigen cukup dan tersedia mengantisipasi lonjakan permintaan akibat meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri," ucap Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri dikutip dari laman resmi Kemenperin, Kamis (24/6/2021).
Adapun Ketua Umum AGII, Arief Harsono menyebut masih memiliki ketersediaan stok 2.000 tabung gas oksigen untuk medis.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Depot Isi Ulang Oksigen di Tangsel Kebanjiran Pesanan
Ia mengklaim akan ada tambahan tabung lagi pada Juli mendatang.
Kendati ketersediaan oksigen beserta tabungnya diklaim aman dan mencukupi, kembali ke Siti Nadia dari Kementerian Kesehatan yang mengimbau warga untuk tidak membeli tabung oksigen untuk keperluan jaga-jaga.
Selain menghindari kelangkaan, ia mengingatkan terapi oksigen bagi pasien Covid-19 harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Baca juga: Suplai Oksigen Disebutkan Menipis karena Covid-19, Ini Kata Menkes
Tim Ahli Satgas Covid-19 Pemkab Banyumas, Yudhi Wibowo mengungkapkan para dokter masih was-was akan menipisnya ketersediaan oksigen.
"Kalau dari pimpinan daerah itu menyatakan stok cukup, tapi kalau dari teman sejawat yang langsung berhadapan merawat pasien, itu memang ketersediaannya terus menipis," ungkap Yudhi, Minggu (27/6).
"Kondisinya itu, sebagian besar pasien yang masuk RS itu sudah terlambat, kondisinya tidak bagus, saturasinya rendah di bawah 93," tambah dia lagi memaparkan.
Baca juga: Stok Tabung Oksigen di Pasar Pramuka Kosong Sejak Sabtu
Situasi serupa diutarakan dokter spesialis emergensi sekaligus relawan LaporCovid-19, dokter Tri Maharani yang bertugas di DKI Jakarta.